Selasa, 15 Mei 2012

3 Tips Mengusir Rasa Malas dan Menunda Tugas (Skripsi


Rasanya banyak diantara kita yang punya “penyakit” suka menunda-nunda pekerjaan. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan, seringkali disebabkan karena kita malas mengerjakan sesuatu. Malas bangun dari tempat tidur, malas pergi olahraga, malas menyelesaikan tugas kantor, dll.


Menurut penelitian, kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut menghadapi konsekuensi masa depan. Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang. 

Contohnya saja ketika Kita malas dari bangun, Kita akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, tetapi kenyataannya barangkali Kita akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya memang waktunya tiba untuk siap-siap pergi ke kantor.

Kebiasaan malas timbul karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Kita menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan di kantor. Belum lagi berhubungan dengan orang-orang yang Kita tidak sukai, misalnya.

Sayangnya, menunda-nunda pekerjaan pada akhirnya akan mengundang stress karena mau tidak mau satu saat Kita harus mengerjakannya. Di waktu yang sama Kita juga mungkin punya banyak pekerjaan lain. 

Dalam beberapa hal, Kita pun mungkin akan kehilangan momen untuk berkembang ketika Kita mengatakan “tidak” terhadap sebuah kesempatan –Kita malas bertindak karena bayangan negatif tentang hal-hal yang memberatkan didepan.

Berikut ini ada 3 Tips untuk mengusir rasa malas dalam diri kita :

1. Ganti “Kapan Selesainya” dengan “Saya Mulai Sekarang”

Apabila Kita dihadapkan pada satu tugas besar atau proyek, Kita sebaiknya JANGAN berpikir mengenai rumitnya tugas tersebut dan membayangkan kapan bisa diselesaikan. Sebaliknya, fokuslah pada pikiran positif dengan membagi tugas besar tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menyelesaikannya satu demi satu.

Katakan setiap kali Kita bekerja: “Saya mulai sekarang”.

Cara pikir ini akan menghindarkan Kita dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan. Kita membuat sederhana tugas didepan Kita dengan bertindak positif. Fokus Kita hanya pada satu hal pada satu waktu, bukan banyak hal pada saat yang sama.

2. Ganti “Saya Harus” dengan “Saya Ingin”

Berpikir bahwa Kita harus mengerjakan sesuatu secara otomatis akan mengundang perasaan terbebani dan Kita menjadi malas mengerjakannya. Kita akan mencari seribu alasan untuk menghindari tugas tersebut.

Satu tip yang bisa Kita gunakan adalah mengganti “saya harus mengerjakannya” dengan “saya ingin mengerjakannya”. Cara pikir seperti ini akan menghilangkan mental blok dengan menerima bahwa Kita tidak harus melakukan pekerjaan yang Kita tidak mau.

Kita mau mengerjakan tugas karena memang Kita ingin mengerjakannya, bukan karena paksaan pihak lain. Kita selalu punya pilihan dalam kehidupan ini. Tentunya pilihan Kita sebaiknya dibuat dengan sadar dan tidak merugikan orang lain. Intinya adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang memaksa Kita melakukan apa saja yang Kita tidak mau lakukan.

3. Kita Bukan Manusia Sempurna

Berpikir bahwa Kita harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin akan membawa Kita dalam kondisi mental tertekan. Akibatnya Kita mungkin akan malas memulainya. Kita harus bisa menerima bahwa Kita pun bisa berbuat salah dan tidak semua harus sempurna.

Dalam konteks pekerjaan, Kita punya kesempatan untuk melakukan perbaikan berulang kali. Kita selalu bisa negosiasi dengan boss Kita untuk meminta waktu tambahan dengan alasan yang masuk akal. Mulai pekerjaan dari hal yang kecil dan sederhana, kemudian tingkatkan seiring dengan waktu. Berpikir bahwa pekerjaan harus diselesaikan secara sempurna akan membuat Kita memkitang pekerjaan tersebut dari hal yang besar dan rumit.

Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup Kita. Karena dia normal maka dia pun bisa diatasi. Tiga tips diatas bisa menjadi awal untuk berpikir dan bertindak berbeda dari biasanya sehingga Kita tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang hanya karena malas mengerjakannya.


SUMBER: http://www.ronywijaya.web.id/2011/07/3-tips-mengusir-rasa-malas-dan-menunda.html

Kisah Inspiratif dari Prof. BJ Habibie

KUNJUNGAN BAPAK BJ HABIBIE   


Kantor Manajemen Garuda Indonesia     
Garuda City Complex, Bandara Soekarno-Hatta     
12 Januari 2012    


Pada usianya 74 tahun, mantan Presiden RI, BJ Habibie secara mendadak mengunjungi asilitas Garuda Indonesia didampingi oleh putra sulung, Ilham Habibie dan keponakannya, Adri Subono, juragan Java Musikindo. Kunjungan beliau dan rombongan disambut oleh President CEO, Bapak Emirsyah Satar disertai seluruh Direksi dan para VP serta Area Manager yang sedang berada di Jakarta. Dalam kunjungan ini, diputar video mengenai Garuda Indonesia Experience dan presentasi perjalanan kinerja Garuda Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun 2015 menuju Quantum Leap.     


Sebagai balasan pak Habibie memutarkan video tentang penerbangan perdana N250 di landasan bandara Husein Sastranegara, IPTN Bandung tahun 1995 (tujuh belas tahun yang lalu!).  Entah, apa pasalnya dengan memutar video ini? Video N250 bernama Gatotkaca terlihat roll-out kemudian tinggal landas secara mulus di-escort oleh satu pesawat latih dan sebuah pesawat N235. Pesawat N250 jenis Turboprop dan teknologi glass cockpit dengan kapasitas 50 penumpang terus mengudara di angkasa Bandung.     


Dalam video tsb, tampak para hadirin yang menyaksikan di pelataran parkir, antara lain Presiden RI Bapak Soeharto dan ibu, Wapres RI bapak Soedarmono, para Menteri dan para pejabat teras Indonesia serta para teknisi IPTN. Semua bertepuk tangan dan mengumbar senyum kebanggaan atas keberhasilan kinerja N250. Bapak Presiden kemudian berbincang melalui radio komunikasi dengan pilot N250 yang di udara, terlihat pak Habibie mencoba mendekatkan telinganya di headset yang dipergunakan oleh Presiden Soeharto karena ingin ikut mendengar dengan pilot N250. N250 sang Gatotkaca kembali pangkalan setelah melakukan pendaratan mulus di landasan..................     


Di hadapan kami, BJ Habibie yang berusia 74 tahun menyampaikan cerita yang lebih kurang sbb:  Dik, anda tahu..............saya ini lulus SMA tahun 1954! beliau membuka pembicaraan dengan gayanya yang khas penuh semangat dan memanggil semua hadirin dengan kata Dik kemudian secara lancar beliau melanjutkan....Presiden Soekarno, Bapak Proklamator RI, orator paling unggul, ..itu sebenarnya memiliki visi yang luar biasa cemerlang! Ia adalah Penyambung Lidah Rakyat! Ia tahu persis sebagai Insinyur.........Indonesia dengan geografis ribuan pulau, memerlukan penguasaan Teknologi yang berwawasan nasional yakni Teknologi Maritim dan Teknologi Dirgantara. Kala itu, tak ada ITB dan tak ada UI. Para pelajar SMA unggulan berbondong-bondong disekolahkan oleh Presiden Soekarno ke luar negeri untuk menimba ilmu teknologi Maritim dan teknologi dirgantara. Saya adalah rombongan kedua diantara ratusan pelajar SMA yang secara khusus dikirim ke berbagai negara. Pendidikan kami di luar negeri itu bukan pendidikan kursus kilat tapi sekolah bertahun-tahun sambil bekerja praktek. Sejak awal saya hanya tertarik dengan ˜how to build commercial aircraft" bagi Indonesia. Jadi sebenarnya Pak Soeharto, Presiden RI kedua hanya melanjutkan saja program itu, beliau juga bukan pencetus ide penerapan teknologi berwawasan nasional di Indonesia. Lantas kita bangun perusahaan-perusahaan strategis, ada PT PAL dan salah satunya adalah IPTN.     


Sekarang Dik,............anda semua lihat sendiri..............N250 itu bukan pesawat asal-asalan dibikin! Pesawat itu sudah terbang tanpa mengalami Dutch Roll (istilah penerbangan untuk pesawat yang oleng) berlebihan,tenologi pesawat itu sangat canggih dan dipersiapkan untuk 30 tahun kedepan, diperlukan waktu 5 tahun untuk melengkapi desain awal, satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi Fly by Wire bahkan sampai hari ini. Rakyat dan negara kita ini membutuhkan itu! Pesawat itu sudah terbang 900 jam (saya lupa persisnya 900 atau 1900 jam) dan selangkah lagi masuk program sertifikasi FAA. IPTN membangun khusus pabrik pesawat N250 di Amerika dan Eropa untuk pasar negara-negara itu.Namun, orang Indonesia selalu saja gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri apa mungkin orang Indonesia bikin pesawat terbang? Tiba-tiba, Presiden memutuskan agar IPTN ditutup dan begitu pula dengan industri strategis lainnya. Dik tahu................di dunia ini hanya 3 negara yang menutup industri strategisnya, satu Jerman karena trauma dengan Nazi, lalu Cina (?) dan Indonesia.............     Sekarang, semua tenaga ahli teknologi Indonesia terpaksa diusir dari negeri     sendiri dan mereka bertebaran di berbagai negara, khususnya pabrik pesawat di Bazil, Canada, Amerika dan Eropa................     Hati siapa yang tidak sakit menyaksikan itu semua.....................?    


 Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun.     Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka! Pak Habibie menghela nafas.......................  


 Ini pandangan saya mengenai cerita pak Habibie di atas; Sekitar tahun 1995, saya ditugaskan oleh Manager Operasi (JKTOF) kala itu, Capt. Susatyawanto untuk masuk sebagai salah satu anggota tim Airline Working Group di IPTN dalam kaitan produksi pesawat jet sekelas B737 yang dikenal sebagai N2130 (kapasitas 130 penumpang). Saya bersyukur, akhirnya ditunjuk sebagai Co-Chairman Preliminary Flight Deck Design N2130 yang langsung bekerja dibawah kepala proyek N2130 adalah Ilham Habibie. Kala itu N250 sedang uji coba terus-menerus oleh penerbang test pilot (almarhum) Erwin. Saya turut mendesain rancang-bangun kokpit N2130 yang serba canggih berdasarkan pengetahuan teknis saat menerbangkan McDonnel Douglas MD11. Kokpit N2130 akan menjadi mirip MD11 dan merupakan kokpit     pesawat pertama di dunia yang mempergunakan LCD pada panel instrumen (bukan CRT sebagaimana kita lihat sekarang yang ada di pesawat B737NG). Sebagian besar fungsi tampilan layar di kokpit juga mempergunakan track ball atau touch pad sebagaimana kita lihat di laptop. N2130 juga merupakan pesawat jet single aisle dengan head room yang sangat besar yang memungkinkan penumpang memasuki tempat duduk tanpa perlu membungkukkan badan. Selain high speed sub-sonic, N2130 juga sangat efisien bahan bakar karena mempergunakan winglet, jauh sebelum winglet dipergunakan di beberapa pesawat generasi masa kini. Saya juga pernah menguji coba simulator N250 yang masih prototipe pertama..... N2130 narrow body jet engine dan N250 twin turboprop, keduanya sangat handal dan canggih kala itu.........bahkan hingga kini. Lamunan saya ini, berkecamuk di dalam kepala manakala pak Habibie bercerita soal N250, saya memiliki kekecewaan yang yang sama dengan beliau, seandainya N2130 benar-benar lahir.............kita tak perlu susah-susah membeli B737 atau Airbus 320.     


Pak Habibie melanjutkan pembicaraannya.................... Hal yang sama terjadi pada prototipe pesawat jet twin engines narrow body, itu saya tunjuk Ilham sebagai Kepala Proyek N2130. Ia bukan karena anak Habibie, tapi Ilham ini memang sekolah khusus mengenai manufakturing pesawat terbang, kalau saya sebenarnya hanya ahli dalam bidang metalurgi pesawat terbang. Kalau saja N2130 diteruskan, kita semua tak perlu tergantung dari Boeing dan Airbus untuk membangun jembatan udara di Indonesia. Dik, dalam industri apapun kuncinya itu hanya satu QCD, Q itu Quality, Dik, anda harus buat segala sesuatunya berkualitas tinggi dan konsisten. C itu Cost, Dik, tekan harga serendah mungkin agar mampu bersaing dengan produsen sejenis D itu Delivery, biasakan semua produksi dan outcome berkualitas tinggi dengan     biaya paling efisien dan disampaikan tepat waktu!Itu saja! Pak Habibie melanjutkan penjelasan tentang QCD sbb: Kalau saya upamakan, Q itu nilainya 1, C nilainya juga 1 lantas D nilainya 1 pula, jika dijumlah maka menjadi 3. Tapi cara kerja QCD tidak begitu     Dik.............organisasi itu bekerja saling sinergi sehingga yang namanya QCD itu bisa menjadi 300 atau 3000 atau bahkan 30.000 sangat tergantung bagaimana anda semua mengerjakannya, bekerjanya harus pakai hati Dik........     


Tiba-tiba, pak Habibie seperti merenung sejenak mengingat-ingat sesuatu...........................     Dik, ..........saya ini memulai segala sesuatunya dari bawah, sampai saya ditunjuk menjadi Wakil Dirut perusahaan terkemuka di Jerman dan akhirnya menjadi Presiden RI, itu semua bukan kejadian tiba-tiba. Selama 48 tahun saya tidak pernah dipisahkan dengan Ainun,........... ibu Ainun istri saya. Ia ikuti kemana saja saya pergi dengan penuh kasih sayang dan rasa sabar. Dik, kalian barangkali sudah biasa hidup terpisah dengan istri, you pergi dinas dan istri di rumah, tapi tidak dengan saya. Gini ya............saya mau kasih informasi.... Saya ini baru tahu bahwa ibu Ainun mengidap kanker hanya 3 hari sebelumnya, tak pernah ada tanda-tanda dan tak pernah ada keluhan keluar dari ibu........................ Pak Habibie menghela nafas panjang dan tampak sekali ia sangat emosional serta mengalami luka hati yang mendalam .............................seisi ruangan hening dan turut serta larut dalam emosi kepedihan pak Habibie, apalagi aku tanpa terasa air mata mulai menggenang.     


Dengan suara bergetar dan setengah terisak pak Habibie melanjutkan........................     Dik, kalian tau.................2 minggu setelah ditinggalkan ibu............suatu hari, saya pakai piyama tanpa alas kaki dan berjalan mondar-mandir di ruang keluarga sendirian sambil memanggil-manggil nama ibu......... Ainun......... Ainun ................. Ainun ..............saya mencari ibu di semua sudut rumah. Para dokter yang melihat perkembangan saya sepeninggal ibu berpendapat     Habibie bisa mati dalam waktu 3 bulan jika terus begini..............  mereka bilang Kita (para dokter) harus tolong Habibie. Para Dokter dari Jerman dan Indonesia berkumpul lalu saya diberinya 3 pilihan; 1. Pertama, saya harus dirawat, diberi obat khusus sampai saya dapat mandiri meneruskan hidup. Artinya saya ini gila dan harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa! 2. Opsi kedua, para dokter akan mengunjungi saya di rumah, saya harus berkonsultasi terus-menerus dengan mereka dan saya harus mengkonsumsi obat khusus. Sama saja, artinya saya sudah gila dan harus diawasi terus...............3. Opsi ketiga, saya disuruh mereka untuk menuliskan apa saja mengenai Ainun, anggaplah saya bercerita dengan Ainun seolah ibu masih hidup. Saya pilih opsi yang ketiga............................    T


tiba-tiba, pak Habibie seperti teringat sesuatu (kita yang biasa mendengarkan beliau juga pasti maklum bahwa gaya bicara pak Habibie seperti meloncat kesana-kemari dan kadang terputus karena proses berpikir beliau sepertinya lebih cepat dibandingkan kecepatan berbicara dalam menyampaikan sesuatu)  ...................... ia melanjutkan pembicaraannya;     Dik, hari ini persis 600 hari saya ditinggal Ainun..............dan hari ini  persis 597 hari Garuda Indonesia menjemput dan memulangkan ibu Ainun dari Jerman ke tanah air Indonesia.............     Saya tidak mau menyampaikan ucapan terima kasih melalui surat............. saya menunggu hari baik, berminggu-minggu dan berbulan-bulan untuk mencari momen yang tepat guna menyampaikan isi hati saya. Hari ini didampingi anak saya Ilham dan keponakan saya, Adri maka saya, Habibie atas nama seluruh keluarga besar Habibie mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya, kalian, Garuda Indonesia telah mengirimkan sebuah Boeing B747-400 untuk menjemput kami di Jerman dan memulangkan ibu Ainun ke tanah air bahkan memakamkannya di Taman Makam Pahlawan.    


Sungguh suatu kehormatan besar bagi kami sekeluarga. Sekali lagi, saya     mengucapkan terima kasih atas bantuan Garuda Indonesia     


Seluruh hadirin terhenyak dan saya tak kuasa lagi membendung air mata..............................     Setelah jeda beberapa waktu, pak Habibie melanjutkan pembicaraannya; Dik, sebegitu banyak ungkapan isi hati kepada Ainun, lalu beberapa kerabat menyarankan agar semua tulisan saya dibukukan saja, dan saya menyetujui.....................  Buku itu sebenarnya bercerita tentang jalinan kasih antara dua anak manusia. Tak ada unsur kesukuan, agama, atau ras tertentu. Isi buku ini sangat universal, dengan muatan budaya nasional Indonesia. Sekarang buku ini atas permintaan banyak orang telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, antara lain Inggris, Arab, Jepang..... (saya lupa persisnya, namun pak Habibie menyebut 4 atau 5 bahasa asing).Sayangnya buku ini hanya dijual di satu toko buku (pak Habibie menyebut nama satu toko buku besar), sudah dicetak 75.000 eksemplar dan langsung habis. Banyak orang yang ingin membaca buku ini tapi tak tahu dimana belinya. Beberapa orang di daerah di luar kota besar di Indonesia juga mengeluhkan dimana bisa beli buku ini di kota mereka.     


Dik, asal you tahu............semua uang hasil penjualan buku ini tak satu rupiahpun untuk memperkaya Habibie atau keluarga Habibie. Semua uang hasil penjualan buku ini dimasukkan ke rekening Yayasan yang dibentuk oleh saya dan ibu Ainun untuk menyantuni orang cacat, salah satunya adalah para penyandang tuna netra. Kasihan mereka ini sesungguhnya bisa bekerja dengan nyaman jika bisa melihat. Saya berikan diskon 30% bagi pembeli buku yang jumlah besar bahkan saya tambahkan lagi diskon 10% bagi mereka karena saya tahu, mereka membeli banyak buku pasti untuk dijual kembali ke yang lain.     Sekali lagi, buku ini kisah kasih universal anak manusia dari sejak tidak punya apa-apa sampai menjadi Presiden Republik Indonesia dan Ibu Negara. Isinya sangat inspiratif...................     (pada kesempatan ini pak Habibie meminta sesuatu dari Garuda Indonesia namun tidak saya tuliskan di sini mengingat hal ini masalah kedinasan).     


Saya menuliskan kembali pertemuan pak BJ Habibie dengan jajaran Garuda Indonesia karena banyak kisah inspiratif dari obrolan tersebut yang barangkali berguna bagi siapapun yang tidak sempat menghadiri pertemuan tsb. Sekaligus mohon maaf jika ada kekurangan penulisan disana-sini karena tulisan ini disusun berdasarkan ingatan tanpa catatan maupun rekaman apapun.     


Jakarta, 12 Januari 2012     
Salam,     
Capt. Novianto Herupratomo 

Read more at: http://www.ocidbrass.com/2012/01/kisah-inspiratif-dari-bj-habibie.html
Copyright ocidbrass.com Under Common Share Alike Atribution

MENGAPA SATUAN MOL DISEBUT MOL?


Question: Why Is a Mole Called a Mole?
mole is an important unit in chemistry. Do you know the mole got its name? Here is the answer to why a mole is called a mole.
Answer: Ostwald is responsible for coming up with the term "mole" (Mol), although his original unit was defined in terms of the gram. His later writings made it clear he intended this unit to be based on the ideal gas concept. Around 1900, Ostwald wrote, "Ostwald adalah oorang yg bertanggung jawab dengan munculnya istilah mole (mol), meskipun satuan aslinya didefinisikan dalam nentuk gram. 
"...the molecular weight of a substance, expressed in grams, shall henceforth be called mole [. . . das in Grammen augedruckte [. . .] Molekulargewicht eines Stoffes soll fortan ein Mol heissen]"                "MAssa senyawa dibagi dengan berat molekul suatu senyawa disebut mol............

"That amount of any gas that occupies a volume of 22414 mL in normal conditions is called one mole [eine solche Menge irgendeines Gases, welche das Volum von 22412 ccm im Normalzustand einnimt nennt man ein Mol]"  "jumlah gas yang menempati suatu volume sebesar 22414 mL pada keadaan normal disebut mol"

References

Ostwald, W. Grundriss der allgemeinen Chemie; Leipzig: Engelmann, 1900, p. 11.
Ostwald, W. Grundriss der allgemeinen Chemie, 5th ed.; Dresden: Steinkopff, 1917, p. 44.

Minggu, 13 Mei 2012

MANCHESTER city Juara BPL

hiks hiks hiks,,
MU gagal juara liga Premier Inggris setelah di partai pamungkas poin mereka sama dengan poin MC, selisih gol yang membuat MC menjadi juara tahun ini. di partai pamungkas MC yang sempat ketinggalan 1-2 dari tamunya QPR akhirnya menang secara dramatis setelah berhasil mencetak 2 gol tambahan di 5 menit tambahan waktu, sementara MU sudah memimpin 1-0 di kandang sunderland sejak menit2 awal. YA itulah sepak bola. apapun bisa terjadi sampai menit terakhir di tiup, :D

meskipun nyesek gara2 2 gol M city di 5 menit trakhir, satu hal yang jadi pencerahan buat saya. Sesulit apapun itu, atau bahkan semustahil apapun itu, cobalah sekeras kau bisa. Ibarat main bola, never give up sebelum peluit akhir ditiup sama om wasit. dan sity sudah menjadi kisah nyata tersendiri dalam hal ini. Just keep trying as hard as you can. Neve give up until the last breath :D

salam, Glory Glory MU, as always :D


Jumat, 11 Mei 2012

TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN



Pada bagian ini dikaji tentang pandangan teori humanistik terhadap proses belajar dan aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran. Pembahasan diarahkan pada hal-hal seperti, pengertian belajar menurut teori humanistik, pandangan Kolb terhadap belajar, pandangan Honey dan Mumford terhadap belajar, pandangan Habermas terhadap belajar dan pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar. Kajian diakhiri dengan memaparkan aplikasi teori humanistik dalam kegiatan pembelajaran.

1. Pengertian Belajar Menurut Teori Humanistik

Teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati pada teori kepribadian dan psikoterapi. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana adanya. Teori humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Banyak tokoh penganut aliran humanistik, diantaranya adalah Kolb yang terkenal dengan “Belajar Empat Tahap”, Honey dan Mumford dengan “Pembagian Macam-Macam Siswa”, Habermas dengan “Tiga Macam Tipe Belajar”, serta Bloom dan Krathwohl dengan “Taksonomi Bloom”. Pandangan masing-masing tokoh terhadap belajar dideskripsikan sebagai berikut:

2. Pandangan Kolb terhadap Belajar

Kolb seorang ahli penganut aliran humanistic membagi tahap-tahap belajar menjadi empat, yaitu:

a. Tahap Pengalaman Konkrit
Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu kejadian sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya. Namun dia belum memiliki kesadaran tentang hakekat dari peristiwa tersebut. Ia hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya, dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ia juga belum dapat memahami mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kamamupan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar.

b. Tahap Pengamatan Aktif dan Reflektif

Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dilaminya. Ia mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut. Ia melakukan refleksi terhadap peristiwa yang dialaminya, dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa hal itu mesti terjadi. Pemahamannya terhadap peristiwa yang dialaminya semakin berkembang. Kemampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap kedua dalam proses belajar.

c. Tahap Konseptualisasi

Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi obyek perhatiannya. Berpikir induktif banyak dilakukan untuk memuaskan suatu aturan umum atau generalisasi dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun kejadian-kejadian yang diamati tampak berbeda-beda, namun memiliki komponen-komponen yang sama yang dapat dijadikan dasar aturan bersama.

d. Tahap Eksperimentasi Aktif

Tahap tarakhir dari peristiwa belajar adalah melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang sudah mampu untuk mengaplikasikan konsep-konsep, teori-teori atau aturan-aturan kedalam situasi yang nyata. Berpikir deduktif banyak digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta konsep-konsep dilapangan. Ia mampu menggunakan teori atau rumus-rumus untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

3. Pandangan Honey dan Mumford terhadap Belajar

Honey dan Mumford menggolongkan orang yang belajar kedalam empat macam golongan, yaitu kelompok aktivis, golongan reflector, kelompok teoris dan golongan pragmatis.

a. Kelompok Aktivis

Orang-orang yang tergolong dalam kelompok aktivis adalah mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru. Orang-orang tipe ini mudah untuk diajak berdialog, memiliki pemikiran terbuka, menghargai pendapat orang lain dan mudah percaya. Namun dalam melakukan tindakan sering kali kurang mempertimbangkan secara matang dan lebih banyak didorong oleh kesenangannya untuk melibatkan diri. Dalam kegiatan belajar, orang-orang demikian senang pada hal-hal yang sifatnya penemuan-penemuan baru, seperti pemikiran baru, pengalaman baru. Namun mereka cepat bosan dengan kegiatan-kegiatan yang implementasinya memakan waktu lama.

b. Kelompok Reflector

Dalam melakukan tindakan, orang-orang tipe reflector sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. Pertimbangan baik-buruk, untung-rugi, selalu diperhitungkan dengan cermat dalam memutuskan sesuatu. Orang-orang demikian tidak mudah dipengaruhi, sehingga cenderung bersifat konservatif.

c. Kelompok Theorist

Orang-orang tipe theorist memiliki kecenderungan yang sangat kritis. Mereka suka menganalisis, berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Segala sesuatu dikembalikan kepada teori dan konsep-konsep atau hukum-hukum. Mereka tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Dalam melakukan memutuskan sesuatu kelompok teoris penuh dengan pertimbangan, sangat skeptif dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.

d. Kelompok Pragmatis

Orang-orang tipe pragmatis memiliki sifat-sifat yang praktis. Mereka tidak suka berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil dan sebagainya. Bagi mereka yang penting adalah aspek-aspek praktis. Sesuatu hanya bermanfaat jika dipraktikkan. Bagi mereka, sesuatu adalah baik dan berguna jika dapat dipraktekkan dan bermanfaat dalam kehidupan.

4. Pandangan Habermas Terhadap Belajar

Menurut Habermas, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan social, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tiga tipe balajar menjadi tiga, yaitu : 1) belajar teknis (technical learning), 2) belajar praktis (practical learning), 3) belajar emansipatoris (emancipatory learning).

a. Belajar Teknis (Technical Learning)

Yang dimaksud dengan belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinterkasi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan ketrampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik.

b. Belajar Praktis (Practical Learning)
Yang dimaksud dengan belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. Kegiatan belajar lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antara sesama manusia. Pemahaman dan ketrampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan manusia pada umumnya. Interaksi yang benar antara individu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya dengan kepentingan manusia.



c. Belajar Emansipatoris (Emancipatory Learning)

Belajar emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultur tersebut. Pemahaman dan kesadaran terhadap transformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap belajar yang paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang paling tinggi.

5. Pandangan Bloom dan Krathwohl Terhadap Belajar

Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom ini telah membantu para pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan-tujuan belajar yang akan dicapai dengan rumusan yang mudah dipahami. Setidaknya di Indonesia, Taksonomi Bloom ini banyak dikenal dan paling popular di lingkungan pendidikan. Secara ringkas ketiga kawasan dalam Taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:

a. Domain Kognitif, terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:

1.    Pengetahuan (mengingat, menghafal)
2.    Pemahaman (menginterpretasikan)
3.    Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
4.    Analisis (menjabarkan suatu konsep)
5.    Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
6.    Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide , metode)

b. Domain Psikomotor, terdiri dari 5 tingkatan, yaitu:

1.    Peniruan (menirukan gerak)
2.    Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
3.    Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
4.    Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
5.    Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

c. Domain Afektif, terdiri dari 5 tingkatan , yaitu:

1.    Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
2.    Merespon (aktif berpartisipasi)
3.    Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
4.    Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya)
5.    Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya)




6.    Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran

Semua tujuan pendidikan diarahkan pada terbentuknya manusia yang ideal, manusia yang dicita-citakan, yaitu manusia yang mampu mencapai aktualisasi diri. Maka sangat perlu diperhatikan perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan dirinya serta realisasi diri. Pengalaman emosional dan karakteristik khusus individu dalam belajar perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran. Karena seseorang akan dapat belajar dengan baik jika mempunyai pengertaian tentang dirinya sendiri dan dapat membuat pilihan-pilihan secara bebas ke arah mana ia akan berkembang.
Teori hmanistik akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Meskipun teori humanistic ini masih sukar untuk diterjemahkan kedalam langkah-langkah pembelajaran yang praktis dan operasional, namun sumbang teori ini sangat besar. Ide-ide, konsep-konsep tujuan yang telah dirumuskannya dapat membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakekat kejiwaan manusia.
Dalam prakteknya teori humanistic ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar. Oleh sebab itu, walaupun secara eksplisit belum ada pedoman baku tentang langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan humanistic, namun paling tidak dapat dirumuskan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
1.    Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2.    Menentukan materi pembelajaran
3.    Mengidentifikasikan kemampuan awal siswa
4.    Mengidentifikasi topic-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secar aktif melibatkan diri dalam atau mengalami dalam belajar
5.    Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran
6.    Membimbing siswa belajar secara aktif
7.    Membimbing siswa untuk memahami hakekat makna dari pengalaman belajarnya
8.    Membimbing siswa membuat konseptual pengalaman belajarnya
9.    Membimbing siswa dalam mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi nyata
10.    Mengevaluasi proses dan hasil belajar

DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih, 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta .PT Rineka Cipta.

Slavin, R.E., 1991. Educational Psychology. Third edition. New York : Allyn & Bacon.

Biochemistry of Lycopene How does it protect against cancer?



By Anne Marie Helmenstine, Ph.D., About.com Guide
Lycopene (see chemical structure), a carotenoid in the same family as beta-carotene, is what gives tomatoes, pink grapefruit, apricots, red oranges, watermelon, rosehips, and guava their red color. Lycopene is not merely a pigment. It is a powerful antioxidant that has been shown to neutralize free radicals, especially those derived from oxygen, thereby conferring protection against prostate cancer, breast cancer, atherosclerosis, and associated coronary artery disease. It reduces LDL (low-density lipoprotein) oxidation and helps reduce cholesterol levels in the blood. In addition, preliminary research suggests lycopene may reduce the risk of macular degenerative disease, serum lipid oxidation, and cancers of the lung, bladder, cervix, and skin. The chemical properties of lycopene responsible for these protective actions are well-documented.
Lycopene is a phytochemical, synthesized by plants and microorganisms but not by animals. It is an acyclic isomer of beta-carotene. This highly unsaturated hydrocarbon contains 11 conjugated and 2 unconjugated double bonds, making it longer than any other carotenoid. As a polyene, it undergoes cis-trans isomerization induced by light, thermal energy, and chemical reactions. Lycopene obtained from plants tends to exist in an all-trans configuration, the most thermodynamically stable form. Humans cannot produce lycopene and must ingest fruits, absorb the lycopene, and process it for use in the body. In human plasma, lycopene is present as an isomeric mixture, with 50% as cis isomers.
Although best known as an antioxidant, both oxidative and non-oxidative mechanisms are involved in lycopene's bioprotective activity. The nutraceutical activities of carotenoids such as beta-carotene are related to their ability to form vitamin A within the body. Since lycopene lacks a beta-ionone ring structure, it cannot form vitamin A and its biological effects in humans have been attributed to mechanisms other than vitamin A. Lycopene's configuration enables it to inactivate free radicals. Because free radicals are electrochemically imbalanced molecules, they are highly aggressive, ready to react with cell components and cause permanent damage. Oxygen-derived free radicals are the most reactive species. These toxic chemicals are formed naturally as by-products during oxidative cellular metabolism. As an antioxidant, lycopene has a singlet-oxygen-quenching ability twice as high as that of beta-carotene (vitamin A relative) and ten times higher than that of alpha-tocopherol (vitamin E relative). One non-oxidative activity is regulation of gap-junction communication between cells. Lycopene participates in a host of chemical reactions hypothesized to prevent carcinogenesis and atherogenesis by protecting critical cellular biomolecules, including lipids, proteins, and DNA.
Lycopene is the most predominant carotenoid in human plasma, present naturally in greater amounts than beta-carotene and other dietary carotenoids. This perhaps indicates its greater biological significance in the human defense system. Its level is affected by several biological and lifestyle factors. Because of its lipophilic nature, lycopene concentrates in low-density and very-low-density lipoprotein fractions of the serum. Lycopene is also found to concentrate in the adrenal, liver, testes, and prostate. However, unlike other carotenoids, lycopene levels in serum or tissues do not correlate well with overall intake of fruits and vegetables.
Research shows that lycopene can be absorbed more efficiently by the body after it has been processed into juice, sauce, paste, or ketchup. In fresh fruit, lycopene is enclosed in the fruit tissue. Therefore, only a portion of the lycopene that is present in fresh fruit is absorbed. Processing fruit makes the lycopene more bioavailable by increasing the surface area available for digestion. More significantly, the chemical form of lycopene is altered by the temperature changes involved in processing to make it more easily absorbed by the body. Also, because lycopene is fat-soluble (as are vitamins, A, D, E, and beta-carotene), absorption into tissues is improved when oil is added to the diet. Although lycopene is available in supplement form, it is likely there is a synergistic effect when it is obtained from the whole fruit instead, where other components of the fruit enhance lycopene's effectiveness.
Source: http://chemistry.about.com/cs/biochemistry/a/aa050401a.htm

RPP Kelas XI/1 struktur atom


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                 : SMA Negeri 1 Malang
Mata Pelajaran                : Kimia
Kelas/ Semester               : XI/ 1
Alokasi waktu                  : 3 x 45 Menit

I.     Standar Kompetensi
1.  Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa

II.  Kompetensi Dasar
2.2 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik..

III.    Indikator       
Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik

IV.   Tujuan Pembelajaran
Mampu menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik

V.      Materi Ajar
1.      Menentukan Letak Golongan
a.      Sistem Amerika (golongan A dan B)
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada sn maka unsur tersebut berada pada golongan nA
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada pn maka unsur tersebut berada pada golongan (n+2)A
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada nsa(n-1)db, maka jika:
(a+b) = 3, golongan IIIB
(a+b) = 4, golongan IVB
(a+b) = 5, golongan VB
(a+b) = 6, golongan VIB
(a+b) = 7, golongan VIIB
(a+b) = 8, 9, atau 10, golongan VIIIB
(a+b) = 11, golongan IB
(a+b) = 12, golongan IIB
b.      Sistem IUPAC
·      Nomor golongan sesuai dengan jumlah elektron yang ada pada kulit terluar dan tidak ada penggolongan A dan B
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada nsx npy, maka golongannya adalah x+y
2.      Menentukan Letak Periode
Letak periode ditentukan oleh jumlah kulit elektro dari unsur tersebut. Jumlah kulit ditandai dengan angka di depan sub kulit yang terbesar.

VI.   Metode Pembelajaran
Ceramah dan diskusi

VII.  Langkah–langkah Pembelajaran
A.    Pendahuluan
No
Kegiatan  guru
Kegiatan siswa
Alokasi waktu
1
Guru memberi salam




Memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru









10 menit
2
Guru membuka kegiatan pembelajaran
3
Guru mengabsen siswa
4
Memotivasi siswa dengan dengan membimbing siswa mengaitkan peristiwa kehidupan sehari-hari dengan materi hubungan konfiguransi elektron dan letaknya dalam sistem periodik
5
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang akan dicapai.
6
Menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu hubungan konfigurasi elektron dan letaknya dalam sistem periodik unsur dan metode yang yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu ceramah dan diskusi.
   
B.     Kegiatan inti
No
Kegiatan  guru
Kegiatan siswa
Alokasi waktu
1
Eksplorasi
·         Mengatur siswa dalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 siswa.
·         Meminta siswa untuk bergabung bersama kelompoknya.
·         Menugaskan siswa untuk mengerjakan LKS  dengan kelompoknya masing-masing  dan mendiskusikannya.
·     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkaji literatur tentang tata nama senyawa dari sumber/literatur yang mereka miliki.
·     Mengawasi dan memberikan bimbingan kepada siswa selama siswa mengerjakan LKS.
·     Memantau jalannya diskusi, melakukan penilaian afektif siswa dalam diskusi kelompok

Memperhatikan penjelasan guru








Menyelesaikan LKS melalui diskusi kelompok sesuai perintah guru










35 menit
2
Elaborasi
·         Meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk menuliskan jawaban dari soal diskusi kelompok di kertas karton yang telah disediakan di papan tulis.
·     Membahas jawaban hasil diskusi kelompok yang tidak sama dengan kelompok yang lain kemudian mendiskusikan di kelas hingga mendapatkan titik temu jawaban yang benar.
·         Memberi kesempatan bertanya pada semua siswa dan mendorong siswa lain untuk menanggapi jawaban siswa yang sudah dikemukakan.
·         Selama diskusi berlangsung, guru melakukan penilaian afektif siswa dalam diskusi kelas.

Menuliskan hasil diskusi kelompok





Melaksanakan diskusi kelas dengan mengajukan pertanyaan, memberi pendapat/menanggapi pertanyaan





45 menit
3
Konfirmasi
·         Membahas bagaimana hubungan antara letak golongan dan letak periode suatu unsur dengan konfigurasi elektron.
·         Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang konsep yang belum jelas.
·         Memberikan kesempatan pada siswa lain untuk menjawabnya terlebih dahulu jika ada pertanyaan.
·         Meluruskan apabila ada kesalahan dan memberikan penguatan konsep yang diperoleh siswa
·         Memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan pengetahuan baru mereka dengan menjawab atau menyelesaikan soal berupa latihan soal pada kondisi lain.
·         Meminta siswa untuk maju ke depan menuliskan jawabannya di papan tulis.
·         Membahas jawaban latihan soal bersama siswa

Memperhatikan penjelasan guru

Mengajukan pertanyaan

Menanggapi pertanyaan

Memperhatikan penjelasan guru

Melaksanakan perintah guru




Melaksanakan perintah guru





35 menit
  
C.     Penutup
No
Kegiatan  guru
Kegiatan siswa
Alokasi waktu
1


2

Menutup kegiatan pembelajaran dengan meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan materi tata nama senyawa.
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya
Menyampaikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Memperhatikan penjelasan guru


10 menit

VIII.       Sumber belajar
1.      Buku siswa kelas XI
2.      Lembar kerja siswa dan kunci jawaban

IX.             Media pembelajaran
1.      White board
2.      Marker
3.      Kertas Karton

X.                Penilaian

No
                               Skor

Aspek penilaian

3

2

1
1
Minat siswa dalam diskusi mengikuti kelompok.

Antusias sekali dalam mengikuti diskusi, menyelesaikan diskusi tepat waktu
Kurang antusias dalam mengikuti diskusi, tugas diskusi selesai tepat waktu
Tidak antusias dalam berdiskusi, tugas diskusi tidak selesai
2
Partisipasi anggota kelompok dalam berdiskusi kelompok

Semua anggota kelompok ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok.
Sebagian anggota kelompok yang ikut dalam diskusi kelompok
Hanya seorang yang dominan dalam diskusi kelompok
3
Kualitas interaksi dalam diskusi kelompok

Menunjukkan ketrampilan memimpin dan mendengarkan dengan sangat baik, mampu berdiskusi dengan sangat baik, mengeluarkan pendapat, tidak keluar dari pokok permasalahan.
Siswa menunjukkan kecakapan berinteraksi, diskusi yang cukup hidup dan memusat pada tugas

Sedikit intraksi percakapan yang sangat singkat, beberapa siswa kurang tertarik atau mengganggu dan keluar dari pokok permasalahan
 
4
Hasil diskusi

Hasil diskusi klompok benar semua, tidak hanya sekedar menyalin dari literatur (kalimat sudah diolah sendiri), ditulis dengan rapi
Ada beberapa hasil diskusi yang kurang tepat, tidak hanya sekedar menyalin dari literatur (kalimat sudah diolah sendiri), ditulis dengan rapi
Ada beberapa hasil diskusi yang kurang tepat, hanya sekedar menyalin dari literature, tulisan kurang rapi
5
Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas (diskusi kelas)

Siswa aktif dalam mengikuti  pembelajaran dikelas, mampu memngungkapkan pendapatnya.
Siswa kurang aktif dalam kelas, malu mengungkapkan pendapatnya, jarang bertanya / menjawab pertanyaan yang diberikan.
Siswa pasif atau tidak antusias terhadap pembelajaran dikelas.
6
Kualitas pertanyaan yang diajukan siswa


Pertanyaan relevan dengan materi yang dipelajari, pertanyaan bersifat kritis terhadap suatu masalah
Pertanyaan kurang relevan dengan materi, pertanyaan cukup bersifat kritis
Tidak relevan dengan materi yang diberikan
7
Kualitas jawaban yang diajukan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atau siswa lain
Jawaban tepat, penyampaian jawaban mudah dipahami
Jawaban kurang tepat, penyampaian jawaban cukup mudah dipahami
Jawaban tidak tepat, penyampaian jawaban sulit dipahami









Skor Rerata = Skor Total                 Keterangan:
7                                                      Nilai A untuk rerata : 2,5 – 3
Nilai B untuk rerata : 1,5 – 2,4
Nilai C untuk rerata : 1    – 1,4



 












LAMPIRAN 1

LEMBAR KERJA SISWA


1).  Menentukan Letak Golongan
a.      Sistem Amerika (golongan A dan B)
§  Sistem periodik terdiri atas 18 kolom vertikal yang terbagi menjadi 8 golongan utama (golongan A) dan 8 golongan transisi (golongan B).
§  Unsur-unsur yang mempunyai elektron valensi sama ditempatkan pada golongan yang sama.
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada sn maka unsur tersebut berada pada golongan nA
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada pn maka unsur tersebut berada pada golongan (n+2)A
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada nsa (n-1)db, maka jika:
(a+b) = 3, golongan IIIB
(a+b) = 4, golongan IVB
(a+b) = 5, golongan VB
(a+b) = 6, golongan VIB
(a+b) = 7, golongan VIIB
(a+b) = 8, 9, atau 10, golongan VIIIB
(a+b) = 11, golongan IB
(a+b) = 12, golongan IIB
            Contoh :
a.       15P: [Ne] 3s2 3p3
Konfigurasi berakhir pada 3p3, maka termasuk dalam golongan (3+2)A à VA
b.      23V: [Ar] 3d5 4s2
Konfigurasi berakhir pada 3d5 4s2, maka termasuk golongan (5+2)B à VIIB
       Unsur-unsur golongan A mempunyai nama lain yaitu :
c.       Golongan IA      = golongan Alkali
d.      Golongan IIA    = golongan Alkali Tanah
e.       Golongan IIIA   = golongan Boron
f.       Golongan IVA   = golongan Karbon
g.      Golongan VA    = golongan Nitrogen
h.      Golongan VIA   = golongan Oksigen
i.        Golongan VIIA       = golongan Halida / Halogen
j.        Golongan VIIIA      = golongan Gas Mulia

b.      Sistem IUPAC
·      Nomor golongan sesuai dengan jumlah elektron yang ada pada kulit terluar dan tidak ada penggolongan A dan B
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada nsx, maka golongannya adalah x
Jika konfigurasi elektron berakhir pada nsx npy, maka golongannya adalah (x+y+10)
·      Jika konfigurasi elektron berakhir pada ns(n-1)db, maka golongannya adalah (a+b)
Contoh :
a.       15P: [Ne] 3s2 3p3
Konfigurasi berakhir pada 3p3, maka termasuk dalam golongan (3+2+10) à 15
b.      23V: [Ar] 3d3 4s2
Konfigurasi berakhir pada 3d3 4s2, maka termasuk golongan (3+2) à 5
                                      
2)  Periode
  • Adalah lajur-lajur horizontal pada tabel periodik.
  • SPU Modern terdiri atas 7 periode. Tiap-tiap periode menyatakan jumlah/banyaknya kulit atom unsur-unsur yang menempati periode-periode tersebut.

Nomor Periode = Jumlah Kulit Atom
 
Jadi :


  • Jumlah kulit ditandai dengan angka di depan sub kulit yang terbesar.
Contoh :
a.       15P: [Ne] 3s2 3p3
Konfigurasi berakhir pada 3p3, maka termasuk dalam periode 3
b.      23V: [Ar] 3d5 4s2
Konfigurasi berakhir pada 3d5 4s2, maka termasuk periode 4

BAHAN DISKUSI

1.    Tentuka golongan (sistem Amerika dan IUPAC) dan golongan unsur-unsur di bawah ini:
No
Nama Unsur
Konfigurasi Elektron
Golongan
Periode
Sistem AS
IUPAC
1.
8O




2.
12Mg




3.
22Ti




4.
27Co




5.
30Zn




6.
35Br




7.
37Rb




8.
13Al




9.
10Ne




10.
50Sn





2.    Suatu unsur di dalam sistem periodik terdapat pada golongan VIA periode ke empat, tentukan konfigurasi elektronnya!
3.    Jika ion L2+ mempunyai konfigurasi elektron 1s2  2s2  2p6  3s3p6, maka dalam sistem periodik unsur L terletak pada ....


LATIHAN SOAL

1.      Tentuka golongan (sistem Amerika dan IUPAC) dan golongan unsur-unsur di bawah ini:
No
Nama Unsur
Konfigurasi Elektron
Golongan
Periode
Sistem AS
IUPAC
1.
8He




2.
6C




3.
11Na




4.
29Cu




5.
33As





2.    Suatu unsur di dalam sistem periodik terdapat pada golongan VA periode ke tiga, tentukan konfigurasi elektronnya!
3.    Jika ion L2+ mempunyai konfigurasi elektron 1s2  2s2  2p6  3s3p3, maka dalam sistem periodik unsur L terletak pada ....


  
Lampiran 2. Lembar Penilaian

Lembar Penilaian

Mata Pelajaran: KIMIA                                                                      Kelas: ……
No
Nama
Aspek Penilaian
Total skor
Nilai tes
1
2
3
4
5
6
7




















































































































































































Skor Rerata = Skor Total                 Keterangan:
8                                                      Nilai A untuk rerata : 2,5 – 3
Nilai B untuk rerata : 1,5 – 2,4
Nilai C untuk rerata : 1    – 1,4