Kamis, 31 Desember 2015

REFLEKSI 2015

Blitar, 31 Desember 2015

Yeah,, this is the end of this year. Sdah mengerjakan apa saja Mik? :)

Setahun sudah hampir berlalu, tahun 2015 hanya menyisakan waktu beberapa jam saja. Banyak resolusi-resolusi yang didengungkan di awal tahun kemarin menjadi hanya sebuah resolusi. Meskipun demikian, saya sangat bersyukur masih banyak hal-hal tak terduga yang dapat saya capai. Yuk, perbaiki diri di tahun 2016 menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan hanya sekedar resolusi semata, perlu aksi nyata, tindakan nyata.

Tahun 2016 sepertinya akan manjadi tahun yang lebih menantang dari 2015 meskipun sebenarnya setiap tahun tantangan tantangan baru selalu ada. Yes, karena hidup tak sekedar hidup, jalani seperti air yang mengalir. Namun ingat air selalu mengalir ke arah yag ebih rendah. You need a pump to make you go up. kamu butuh usaha, kamu butuh energi untuk mencapai yang kamu cita-citakan.

Doa ku di awal tahun masehi ini, semoga dilancarkan tesisnya, bisa wisuda Juli 2016. Dilancarkan jodohnya, dilancarkan nanti pekerjaannya whether being a housewive or career women, :). Bahkan hingga saat ini pun saya belum tahu mau jadi apa :). Yang jelas saya usahakan untuk selalu do the best, melakukan yang terbaik untuk saya, keluarga, teman-teman dan semua orang di sekitar saya.

Mike,,, ayooo go better :)

Minggu, 27 Desember 2015

If I were You

Blitar, 27 Desember 2015


Apa yang terlihat dari luar tidak selalu sama dengan apa yang sebenernya sedang terjadi di dalam. Hanya sang pemeran lah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa kali saya menemukan bahwa ad sesuatu yang tidak bisa di prediksi. Kita bukan dukun yang bisa memprediksi fikiran orang. Atau bahkan mencoba membaca apa isi hati seseorang.

Seringkali orang-orang di sekitar kita akan berkomentar macam-macam kepada orang lain di sekitarnya. Entah itu komentar positif ataupun negatif. Tak akan  menjadi masalah ketika komentar2 yang keluar adalah positif, namun akan sangat berbahaya jika sebaliknya. Ya, kebiasaan menggosip memang masih mangakar pada budaya kita, orang Indonesia. Banyak hal sepele yang kita komentarin sehingga memicu api-api perselisihan. Salah paham akan sangat mungkin terjadi.

Nasehat buat para komentator, terutama buat saya sendiri, jangan ikut-ikut berkomentar tentang suatu hal yang kita sendiri belum ketahui apa yang sebenarnya terjadi. Ingat bahwa sumber yang bisa dipercaya adalah sumber primer, meskipun sumber sekunder juga sangat diperlukan juga. Jangan sampai omongan kita menjadi fitnah. Kalaupun itu benar, hal negatif yang kita omongkan, maka sama saja kita membuka aib orang.Berkomentar memang gampang, apalagi buat kita yang hanya melihat dari sisi luarnya saja.

Mungkin kita perlu mejadi orang lain itu untuk bisa berkomentar, If I were you.Tidak semua hal-hal sepele yng kita lihat kenyataanyya sesederhana yang kita bayangkan. Bisa jadi masalah yang dimiliki sangat kompleks. Seperti kata pepatah, never judge a book by its cover.

bersambung dulu yaa,, saya ngantuk berat

Rabu, 16 Desember 2015

Enjoy The Process Dan Jangan Lupa Bahagia :)

"Wik, ngeri yaa si XXXXX, tesisnya sudah mau selesai. 3 semester broo"
"wik, ngebut banget tesis nya broo, masih juga semester 3"
"SI YYY, sudah ngolah data lo, kita gimana ini kok masih blm ada data"

Kalimat-kalimat seperti ini semakin sering saya dengar di sekitar saya. Ya, maklum sih, sekarang sudah akhir semester 3. Bisa dibilang kami cuma punya waktu bersih 1 semester atau sekitar 3-4 bulan lagi sebelum fix bener2 sidang thesis. Cumakmarin ada temen cerita. ketika si ZZ diskusi kalo sudah revisi ke tiga kalinya, ada temen yg tiba-tiba bilang "brem brem brem" ala ala mobil balap lagi ngebut. Yeah I know, ada beberapa orang yang mungkin berfikiran "wihh kok ngebut banget ya, lainnya aja masih ngelab"

Nah disini ini yang sebenernya perlu digaris bawahi. Kita terbiasa membandingkan hasil akhir yang kita peroleh dengan hasil orang lain. jarang sekali kita mebandingkan PROSES bagaimana hasil tersebut muncul. Jika mau jujur dan dirunut, cek deh, temen yang mau sudah revisi2 itu memang sejak semester awal mereka sudah mulai mengerjakan tesisnya. Di saat temen2 yang lain  masih fokus kuliah, temen kita yang satu ini sudah mulai install aplikasi buat komputasi mereka, bahkan sampai beli leptop baru. Bayangkan rek, kalo mereka tidak selesai semester ini, apa mereka nggak sedih? mereka sudah ngerjain tesisnya sekitar setahun lo. La kita-kita masih sekitar 5-6 bulan. Kalo aku jadi mereka yang sudah ngerjain tesis dari awal masuk kuliah, ya pasti aku bakal nagis-nangis rek kalo nggak selesai semester ini. 

Kejadian ini mengingatkan saya waktu saya mengerjakan skripsi saya dulu. Waktu itu saya masih semester 6 dan saya sudah mulai ngerjakan skripsi saya. Saya kuliah full 24 sks ditambah skripsi yang saat itu belum masuk KRS. Jika dimasukkan brarti saya ambil 28 SKS. what sekali kan. Saya masih ingat gimana pontang pantingnya saya, ngerjain ini itu, sedangkan teman-teman saya masih fokus dengan kuliah dan hanya mengambil SKS yang lebih sedikir dari saya. Kuliah dan skripsi saya still go on sampai semester 8. di akhir semster 8 saya sudah mulai revisi akhir dan siap sidang. Beberapa teman ada yang bilang, enak ya sudah selesai skripsinya. la kan,, kelihatannya yang enak saja, sudah mau selesai. La semster 6 dan 7 yang lalu seolah saya nggak ngapa-ngapai,hehehe. Pas semster lalu nggak ada yang bilang "wih, berat ya kuliah sama skripsi". ya, manusia,hehehe. Jadi di sini saya tau apa yang temen-temen S2 saya yang sudah siap revisi ini rasakan. 

Ayo rek, enjoy the process. Every person has his/her way. Jalan yang baik buat si A belum tentu baik buat si B. Jangan ada sindir-sindiran lah. Apalagi jika kita cuma membandingkan hasil akhirnya, pasti banyak nyeseknya,hehehe. Kalo mau bandingkan. coba bandingkan prosesnya rek biar nggak nyesek :D.

Yuk nikmati prosesnya dan jangan lupa bahagia :)


Level Tertinggi Ikhlas

Menerima dan melepaskan
Memiliki dan kehilangan

yang diingikan tak harus dimiliki, 
dan yang kita miliki terkadang bukan yang kita inginkan

Seringkali kita berharap untuk dapat memiliki sesuatu. Ingin sekali memilikinya. Namun ternyata setelah semua usaha dilakukan, ada sesuatu yang disebut dengan tidak digariskan. Seberapa keras usaha kita, tetap saja tidak bisa didapat jika memang bukan jatah kita. Tapi tenang saja, ada kabar gembira. Semua hasil yang kita peroleh akan berbanding lurus dengan seberapa kuat usaha kita. Mungkin hasil yang kita dapatkan bukan sesuatu yang sangat kita impikan, namun pasti itu adalah hasil yang terbaik buat kita.

Melepaskan yang sangat diinginkan memang tak mudah. Melihat sesuatu itu lebih bermanfaat bagi orang lain dan bisa membahagiakan orang orang disekitarnya membutuhkan rasa ikhlas melepaskan yang luar biasa. Mungkin level tertinggi ikhlas adalah ikut berbahagia dengan apa yang sudah kita lepaskan.

As usual, it not easy, even it is extremely difficult. But it does not mean it is impossible to do. We know that Allah is the best planner around the world. Nothing is missed by Him, even a leaf which fall to the ground. Who is me :) believe Him. Trust Him. He will give you what you need, not what you want. 

Kamis, 10 Desember 2015

Time for Tears

Sudah boleh menangis sekarang??

Kadang-kadang kita pasti akan sempat merasa jatuh ke dasar jurang yang paling dalam, sepertinya tidak mungkin kembali ke atas tebing. Dinding jurang terasa sangat tinggi dan susah untuk di daki. Hai kawan, remember, sudah berapa kali kamu jatuh? tak terhitung. Seberapa dalam? sangat dalam sekali hingga mungkin rasa sakit akibat jatuh masih terasa. Namun kamu sudah di sini sekarang. Sudah kembali ke track mu semula. mulai mengejar apa yang kamu kejar, meraih apa yang kamu cita-citakan. 

Proses jatuh itu pasti, karena itu adalah mekanisme buat kita untuk belajar bangkit. bangkit dari keterpurukan dan berusaha untuk tidak jatuh ke jurang yang sama. Bukan jatuhnya yang penting, namun bangkitnya. Seberapa kuat rasa optimismu mengalahkan perasaan tidak bisamu. It is just the matter of mind. Sounds easy but the reality is extremely different. It will be very difficult to go again, but it does not mean that you can't. Susah bukan berarti tidak bisa dilakukan, hanya memerlukan sedikit lebih banyak waktu dan usaha serta energi untuk melakukannya. 

Then take your time for tears. Tears is not a symbol of weakness. This is just a way how you release your sadness. A not spoken sadness, millions of languages. 

Then take your time...............

But dont forget to back to your track :)

Sabtu, 14 November 2015

Jalan-Jalan ke Malaysia-SIngapura 4 Hari 3 Malam

DAY 1

Perjalanan panjang ini dimulai ketika awal oktober saya nemu di twitter jika dengan 1 dollar dapat jalan-jalan ke luar negeri. Paginya saya langsung mengajak salah satu teman saya untuk  berburu tiket murah dar Air Asia dan mendapatkan harga Rp.1.250.000,- untuk tiket PP Jakarta-KL untuk 3 orang dengan tanggal 9-12 November 2015.

Karena posisi di Jogja, dan saya harus ke Jakarta dulu, maka pada tanggal 8 November saya sudah harus memulai perjalanan low cost ini. Tanggal 8 sore saya naik kereta Progo ke Jakarta dan sampai sana tengah malam. Berdasarkan hasil browsing dan tanya sana sini, saya putuskan untuk naik taksi dari pasar senin ke Bandara Soetta. Biaya taksi stasiun pasar senin ke Bandara Soetta terminal 3 sekitar 170 ribu pada malam hari.

Jadwal penerbangan saya adalah jam 6.25 pagi dan alhamdulillah tidak delay. 2 jam kemudian, sekitar pukul setengah 10 pagi (waktu KL lebih cepat 1 jam dari di Jakarta) saya sudah sampai di KLIA2, yeay, welcome to Malaysia. :). Bandara KLIA2 ternyata luas sekali, dan untuk menemukan imigrasi dan berhasil keluar dari sana, saya perlu waktu sekitar satu jam. Kami sempat nyasar ke area TKI yang sedang menunggu jemputan dari majikannya, hehe.

Dari Bandara KLIA2 menuju Kuala Lumpur ada beberapa alternatif kendaraan yang bisa digunakan, yaitu KLIA express dengan kereta seharga 35 MYR, taksi, dan Skybus seharga 11 MYR. Pilihan saya jatuh kepada skybus yang memang harganya paling murah, hehe. Waktu tempuh sekitar 1 jam. Pukul 12an saya sudah sampai di KL central, semacam pusat transportasi dari berbagai kendaraan umum yang ada di Kuala Lumpur. Kami langsung menitipkan tas di Loker dengan biaya 10 MYR dan muat untuk 3 tas ransel besar hingga jam 12 malam. Lumayan, kami tidak perlu membawa tas besar dan berat untuk jalan-jalan ke mana-mana. Selanjutnya kami makan siang di KL central, nasi lemak seharga 11 MYR dan rasanya lumayan enak, mungkin karena kami juga sudah lapar,haha.

Setelah mengisi energi kami, perjalanan pertama adalah menuju Batu Caves. Dari KL central kami mengambl kereta KTM menuju Batu Caves seharga 2 MYR. Perjalanan sekitar 30 menit saja. Untuk tiket masuknya gratis. Letak batu caves sendiri adalah tepat di sebelah stasiun KTM batu caves. Just need 3 minutes walk :). Batu caves sebenarnya merupakan tempat ibadah bagi warga beragama budha atau Hindu, saya kurang paham juga. Di sana saya melihat ada patung hanoman besar serta patung Budha yang sangat besar. Disana juga terdapat banyak burung dara sehingga kami seperti berada di erpoa,haha. Ada sebuah goa yang untuk masuk kami dikenakan biaya sekitar 5 atau 10 MYR dan kami tidak masuk,haha. Kami berjalan memutari kompleks dan menemukan Goa yang harus dinaiki sekitar  200 anak tangga. Lumayan berat sh naik tangga ini, namun karena sudah jauh-jauh datang ke sini, kami memutuskan untuk  naik. Di dalam terdapat kuil kuil kecil serta udaranya terasa sangat sejuk. Di beberapa tempat ada air yang menetes dari langit-langit goa. Menurut beberapa blog yang saya baca, disana banyak kotoran kelelawar, namun ketika saya ke sana saya tidak menemukannya, atau memang mata saya tidak fokus melihat itu ya,,haha. Setelah puas berfoto-foto kami kembali ke stasiun KTM dan hampir saja kami kehujanan jika kami telat sedikit saja.


Kami kembali ke KL central dan melanjutkan perjalanan ke TwinTowers alias menara Petronas. Sebelum pergi kami muter muter di sekitar mall KL center dan melihat apa saja isinya, terutama kuliner apa yang bisa kami nikmati,hehe. Pilihan jatuh kepada aneka macam mie mie, karena cuaca sedang hujan. Harganya 8 MYR untuk seporsi. Selesai makan, kami bergegas ke menara petronas. Berdasarkan peta yang kami dapat dari informantion center, kami harus naik LRT ke KLCC dengan biaya 1,6 atau 1,4 MYR, saya lupa brapa pastinya. Yang jelas tidak sampai 2 MYR. Waktu yang diperlukan sekitar 15 menit. Di sana kami berfoto-foto dan wihh, keren, gedung 88 lantai ini nampak megah. Kami menghabiskan sunset kami disana. Coba kami bisa naik ke puncak gedung, pasti sunsetnya cantik banget ya :) Sekitar pukul 8 malam kami kembali ke KL center dengan kereta yang sama. Lalu kami mengambil tas kami di loker, Saatnya ganti negara, yeah we are going to go Singapore :)

Dari KL center, kami naik KTM ke TBS atau Terminal Bersepadu Selatan, biayanya 1 MYR kalo nggak salah. Sekitar 15 menit lah kami sampai. Kami ke loket informasi dan bertanya where we can buy the bus tickets. TErnyata semua loket yang ada di sana melayani pembelian untuk semua jenis tiket bus. ada belasan loket dan kami bisa memilih langsung salah satunya. Kami berangkat ke salah satu loket dan mendapat harga sebessar 35 MYR perorang, mahal,hehe ya seratus ribu lebih lah. Bis yang kami naiki cukup nyaman, satu baris hanya terdiri 3 kursi, yaitu 2 dan 1 sehingga kursinya cukup lebar dan nyaman untuk tidur. Ac nya juga dingin. Perjalanan dari TBS ke terminal Larkin, Johor Baru sekitar 5 jam, lumayan buat tidur, hehe tidak perlu nginap di hotel. Jam 4 pagi kami sampai di terminal Larkin. Nah, untuk terminal ini teman2 harus agak waspada, karena begitu turun akan ditawari banyak sekali taksi, yang tentunya harganya mahal. Tolak saja secara halus. Seorang driver taxi sempet bilang kalo mau ke singapore harus ke johor baru, bukan ke Larkin, jadi harus naik taksi dulu. Belakangan ini saya tahu kalo Johor Baru adalah nama kotanya dan Larkin adalah terminalnya, sama seperti di KL, Kuala Lumpur adalah nama kota, dan terminalnya adalah TBS. Untung saat itu saya tidak terpengaruh oleh sopir taxi tersebut. Saya bergegas ke toilet dan bersih2 dulu. Di kamar mandi saya bertemu dengan ibu-ibu yang ternyata orang Indonesia juga, dan sedang menuju ke Singapore. Wah, alhamdulillah, kami dapat teman untuk ke SIngapore. Ternyata kami tidak perlu naik taksi, cukup naik bis dengan harga 2,5 MYR, g ada sepuluh ribu rupiah, hehehe. Akhirnya kami menunggu bis yang datang sekitar jam 6 pagi. Bis yang kami tumpangi adalah SBS transit bus. KAmi mendapat tiket dan jangan sampai hilang, karena nanti di perjalanan kami akan turun sebanyak 2 kali, yaitu di imigrasi malaysia dan imigrasi Singapore.

Di perhentian pertama, kami turun dan antri untuk mengecap paspor. Oiya, untuk orang dengan paspor dari luar Malaysia dan singapore, antrilah di loket yang ada tulisann ALL PASPORT, karena di kedua negara ini, meprioritaskan warga negara Malysia dan Singapore, sehingga loket antriannya pun berbeda. Di imigrasi Malaysia semua lancar. Di perhentian kedua, imigrasi SIngapore, kami harus masuk ke dalam office dulu, huhuhu, karena kami baru pertama kali akan masuk Singapore. Di imigrasi ini kami juga harus mengisi formulir. Di office kami ditanyai ttg status kerja apa student, mau ngapain di sana, bawa uang berapa, mau nginep dimana, ya standar lah. Alhamdulillah lancar, dan kami segera bisa lanjut. Kmi mencari bisa dengan merek yang sama sehingga tidak perlu bayar lagi. Dan Taraaa, kami akhirnya sampai do Orchid Street, perhentian bus terakhir kami. Saatnya menuju hostel yang sudah kami pesan, katanya sih nggak jauh. See you di Days 2 :)

Melepaskan

Ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan. Terkadang menggengam terlalu erat hanya akan membuat apa yang kita genggam bertahan sedikit lebih lama. Sesuatu yang bukan ditakdirkan untuk digenggam pada akhirnya akan lepas juga. Apapun usaha kita untuk menahannya, menggenggamnya erat sekali. Menggenngam sesuatu dengan erat. tidak hanya akan menyakiti apa yang kamu genggam, tapi juga akan menyakiti tanganmu sendiri. Cara terbaik untuk keduanya adalah mungkin melepaskannya dengan ikhlas.

Ada yang disebut bukan jodoh, bukan rejeki. Mau dipaksa seperti apa juga tidak akan bisa bersama, tidak bisa kita dapatkan. Namun apapun itu yang sudah menjadi jodoh dan rejekinya, mau dihindari seperti apa juga akan datang perlahan kepada kita.

Lepaskan,
Ikhlaskan,

Kamu siapa? mungkin hanya seperti butiran debu yang bahkan bila kamu pergi tidak akan ada yang menyadarinya. :). Jauh beda dengan dia yang sudah mapan segalanya. Mungkin masih banyak ego yang belum bisa saya lepas.

Didoakan saja, semoga dia mendengarnya. :)

Sabtu, 31 Oktober 2015

Donor Darah

Hari ini adalah pengalaman pertama saya donor darah. Mencoba melawan rasa takut dengan jarum suntik,hehehe. Bermula dari sebuah keisengan. Berbekal sebuah email yang berisi tiket gratis masuk ke Monjali, saya dan icha, teman saya, datang ke sana untuk melihat Penutupan PK 45 BPI LPDP. Setalah melihat berbagai pertunjukan, kami menuju stand stand makanan untuk berburu makanan darah (gratis)  dari berbagai daerah di nusantara. Di tempat yang sama, saya juga melihat stand Donor darah. Keisengan saya muncul, biasanya tensi saya berkisar di 90-110, jarang sekali dapat 110, jadi saya mendaftar untuk donor darah dengan harapan saya tidak lolos tensi darah,hehe. Setelah di cek, tensi saya 120/80. huhuhu, sempet sedih, kok saya lolos :p

Akhirnya saya harus menunggu ke tes selanjutnya, uji Hb. Disini saya kembali berharap kalo kadar Hb saya tidak lolos. Setelah di cek ternyata Hb saya lolos :).  Yah berarti memang hari ini adalah rejeki saya untuk donor darah, kebetulan sedang tanggal tua, haha, tak ada isi dompet yang bisa di donorkan, darah pun jadi :))

Saya mnunggu hamoir setengah jam untuk diambil darahnya. ngeliatin orang-orang  berbaring sambil diambil darahnya sebanyak 350 mL sempat membuat saya ingin pura2 ke toilet dan tak kembali lagi,hahaha. Sudah kepalang tanggung, maju terus pantang mundur. Akhirnya tiba giliran saya untuk donor. Mbak petugasnya sempet beberapa kali memijat bagian lengan saya untuk dicari pembulh darahnya. Ngerii, Pembuluh saya tidak begitu kelihatan dan reflek saya ngomong "Mbak, tolong ya nyuntiknya sekali saja". Mbaknya agak gimana gt sambil bilang "gengem tangannya yg kuat ya mbak, biar kelihatan pembuluh darahnya". Langsung deh saya kepalkan tangan saya sekuat-kuatnya,wkwkwk. Serius gais, donor darah sakitnya cuma pas jarum dimasukkan ke pembuluh darah pas pertama, habis itu sudah tidak sakit. Alhamdulillah, akhirnya saya berani donor darah :))

Ketika selesai, temen2 saya sdh menunggu di luar dan mereka tanya-tanya:

Icha: Mik, gimana, sakit nggak donor darah?
Mike: Nggak kok ca, masih lebih sakit patah hati :p haha

Obrolan lain:
Ika: Mbak mike akhirnya donor darah darah juga.
Mike: iya ka, berhubung tanggal tua, dompet tak bisa diharapkan, cuma darah yang aku punya, :p

Abaikan obrolan2 di atas, haha,, Memang pengalaman pertama selalu menjadi yang paling berkesan. Rasa takut, ragu ragu seringkali menghalangi kita untuk melakukan sesuatu yang baru. let's be more brave to face anything new :)

Rabu, 07 Oktober 2015

Focus

Fokus mikee :)

I know that is not easy, but it does not mean that you can not do
Khawatir itu pasti, tapi jangan sampai menganggu fokus utama. Toh, semua sudah di atur. Justru bahaya kalo kamu tidak khawatir sama sekali. You are still normal. :)

Ingat, Allah bersama mahasiswa tingkat akhir, :D
Keep strugle. Semangat baca jurnal, tesis, sama hatinya dia, eh.hatinya dosen maksudnya wkwkwk 

#Nyampah 
#Iseng
#Abaikan

Jumat, 22 Mei 2015

Dari Pisang hingga Kupu-kupu

Ada banyak hal yang terjadi, kehidupan studi benar-benar menyenangkan. Belajar ini itu dan mengetahui bahwa banyak hal sepele yang biasanya menjadi sangat penting dan berguna.

Ada apa dengan pisang? sebenarnya tidak hanya buah pisang, buah lainnya seperti mangga juga seringkali di peram agar menjadi cepat masak. Pisang dan mangga yang seharusnya belum masak dipercepat reaksi dalam sel nya hingga menjadi lebih cepat masak. Rasanya, tetap manis, namun masih kalah dengan buah pisang atau mangga yang memang benar-benar masak dari pohonnya di waktu yang memang seharusnya. Segala sesuatu memiliki waktunya sendiri.

Pun dengan masalah hati. Ada kalanya kita merasa kagum dengan seseorang. Entah itu teman sendiri, atau orang tanpa nama yang kita temui setiap hari atau bahkan hanya sekali seumur hidup. Rasa itu bukan kata-kata yang harus diucapkan, karena rasa pastinya harus dirasakan. Dengan apa? tentu dengan hati yang secara otomatis akan terkoneksi dengan otak kita. Seperti buah pisang dan mangga yang mulai masak. Biarkan rasa itu berkembang sesuai dengan waktunya. Jika memang masak benar, maka si pemilik buah pasti akan memetik buahnya.

Lalu, kita harus membiarkan buah-buah itu masak begitu saja dan harus menunggu saja?? segala sesuatu, apapun itu akan selalu memerlukan usaha. Supaya buah-buahmu aman, kamu bisa memasang plastik atau istilah jawanya di brongkos biar tidak dimakan oleh kelelawar. Namun jangan sampai kita proteksi berlebihan, bukan aman, malah buah bisa jadi menjadi berkembang tak normal. Yes, over protektif itu sepertinya kurang baik bagi kesehatan :). Maka jaga perasaanmu kepadanya, jangan sampai mati dan jangan sampai membuat logikamu mati. hehehe, susah yaa :)

Ingat bahwa seekor ulat akan berubah menjadi kupu-kupu, mereka bermetamorfosis. Kapan? Saat si ulat-ulat ini sudah merasa mereka mampu untuk bermetamorfosis. Ada ulat yang masih kecil tapi sudah membentuk kepompong, namun ada juga yang sudah besar dan gendut, tapi masih merasa belum  mampu untuk berubah menjadi kepompong. Ya, setiap hal selalu punya waktu mereka sendiri. Tidak perlu dipaksa untuk dipercepat, ataupun diperlambat.

Usia, ukuran tubuh, tinggi bukan suatu indikator yang digunakan oleh waktu untuk menemukan saat terbaiknya. Ikuti alurnya, sambil tetap menjaga apa yang bisa kau jaga, memperbaiki apa yang bisa diperbaiki, dan mempertahankan apa yang bisa dipertahankan.

Minggu, 19 April 2015

Maka Nikmat Allah Manakah Yang Kamu Dustakan

Merasa bahwa apa yang sudah saya lakukan terasa sia-sia. Kemudian mulai merasa ragu dan mulai mencari-cari kesalahan diri sendiri. Kenapa harus begini dan begitu, seterusnya.

Ada beberapa hal yang mungkin sedikit susah untuk dijelaskan. Karena memang tak semuanya butuh penjelasan. Lakukan, dan perlahan kamu akan mengerti.

Pilihan ini sudah terencana sejak beberapa tahun lalu, step per step saya lalui dengan sungguh-sungguh. Selalu terbayang bagi saya sulitnya persiapkan semuanya, namun tak lupa bayangan jikalau saya berhasil melakukan apa uang saya lakukan.

Kodrat wanita memang sudah ditentukan, bahkan tak ada niat untuk melupakannya barang sejengkal. Mungkin yang terlihat saya terlalu mengejar prestasi atau mungkin karier. Saya percaya, semuanya butuh proses, bersakit-sakit dahulu lalu berenang-renang kemudian. Sebelum saya melabuhkan hati saya, saya percaya saya harus berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki diri saya agar kelak saya bisa memenuhi kodrat yang sudah dituliskan dengan sebaik-baiknya. Mempersiapkan masa depan, bukan sekedar masa depan saya sendiri, namun nanti yang akan menjadi tanggung jawabmu kelak.

Terbayang impian saya yang tidak terlaksana, menjadi seorang dokter. Jikalau intelektualitas saya tinggi, saya yakin pasti saya bisa meraihnya. Sayang, dengan otak yang pas pasan, dan ekonomi yang pas pasan pula, saya harus merelakannya. :)

Itu bukan akhir. Itu awal buat saya untuk mencari impian baru. Ingin menjadi apa dan apa kontribusi untuk orang disekitar saya.

Ketika impian baru sudah terpenuhi, menjadi kandidat master, tiba-tiba ada statemen lama yang mengganggu. :)

Ya, hidup memang tak selalu mulus. Selalu ada lika liku nya. Saya mengingat ingat apa yang sudah saya lakukan selama ini. Ribuan orang ingin mendapatkan posisi saya saat ini. Dan saya pasti sangat berdosa jika saya harus merasa menyesal. Ingat doa yang selalu saya panjatkan. "jika ini rejeki ku, maka izinkanlah aku untuk mendapatkan-Nya, jika bukan, saya ikhlas, karena saya tahu pilihan-Mu adalah pilihan terbaik"

Bersyukur dengan keluarga yang selalu mendoakanmu di rumah,
Bersyukur dengan keluarga besar yang selalu berdoa untuk kebaikanku
Bersyukur dengan keluarga besar LPDP yang selalu menginspirasi untuk berbakti pada negeri
Beryukur dengan keluarga rekan kuliah yang saling membantu dalam kesulitan belajar,

"Maka Nikmat Allah Manakah Yang Kamu Dustakan"

Selasa, 14 April 2015

menunggu

Menunggu itu tidak mudah, ad banyak hal yang harus  dijaga. Terlebih jika yang ditunggu  masih belum ad kepastian.

Senin, 13 April 2015

kontradiksi dan asumsi

Hidup selalu berjalan, kadang susah, kadang mudah. Kadang sedib, kadang bahagia. Selalu ad kontradiksi yang datang silih berganti. Ya, saya pun demikian. Ada yang harus terucap, namun tak bisa terucap. Ad yang ingin disampaikan namun tenggelam dalam kelu sang lidah.

Ingat selalu akan janji Tuhanmu. Akan datang masa, waktu yang tepat untuk momen yang tepat. Meski terkadang saya harap itu  saudara. Mungkin kontradiksi ini kembali terjadi. Yang saya inginkan, mungkin belum mampu saya dapatkan. Karena  saya tau kekurangan saya, jauh dari kata sempurna. Sempurna menurut asumsi mayoritas orang orang. Saya tak tshu asumsi mana yang benar, karena setiap asumsi di buat untuk dapat berlaku pd situasi khusus. Ya, saya pun punya asumsi saya sendiri tentang apa yang saya lakukan meski ternyata hanya minoritas yang mampu  melihat ap yang saya kerjakan.

Menunggu anda disini, dalam setiap asumsi, dan kontradiksi yang terjadi.