Senin, 07 November 2016

One day

And one day, when I passed away, what people will say about me?

Refleksi, 09.02 am. lppt.

Kamis, 03 November 2016

Kebebasan berpendapat

Saya memang hobi menulis, sejak SMP saya seringkali menulis cerpen-cerpen utuk dibaca sendiri, terinspirasi oleh seorang teman saya. Sejak kecil saya meang hobi membaca, khusunya majalah bobo, mentari dan buku cerita di perpustakaan. Tahun 2009, saya mulai kuliah dan mengenal internet. Mulai saat itu saya lebih sering membaca berita-berita serta komentar dan pendapat orang lain di media massa. Ketika membaca berita, seringkali saya scroll bagian komentar-komentar untuk melihat berbagai sudut pandang orang. Tahun 2009 pula saya mulai membuat akun facebook. Dg FB saya memiliki beberapa teman dan ahirnya bertambah semakin banyak. Seperti yang kita tahu, di facebook seringkali kita mengshare berita-berita yang kita rasa akan menjadi viral atau menarik untuk orang lain dan tentunya yang sejalan dengan apa yang kita pikirkan.

Awal-awal tahun 2009 dan 2010 hingga menjelang lulus S1, saya biasa mengshare berita2 macem2lah, begitu juga dengan teman2 fb saya lainnya. Semakin lama, teman FB saya semakin banyak dan jenis berita yang dishare juga bermacam-macam. Dulu, ketika saya merasa ada berita yang nggak sesuai dengan apa yg saya tahu, saya akan langsung komentar atau mengshare berita lain yang isinya klarifikasi. Well, saya memang terlalu blak blakan saat itu, mungkin jiwa ababil saya masih terlalu kental. Hingga akhirnya sekarang saya (mungkin) lebih peka dengan kawan kawan saya. Saya pribadi merasa ssedikit kecewa ketika pendapat saya ditolak. Well evryone has their right to chooce. Oleh karena itu ketika, saya banyak membaca berita yang di share, bahkan komen-komen yang pedas membuat saya seringkali merasa kecewa, kenapa temen saya seperti ini?. Toh, kita akan hidup sesuai dengan lingkungan kita dilahirkan dan dibesarkan, bagaimana peran orang tua akan sangat dominan. Mungkin apa yang terjadi dengan teman-teman saya sekarang adalah hasil didikan dan pembelajaran selama bertahun tahun sejak usia dini. Well, mereka tak salah, lingkungan mereka memang speerti itu, begitu juga lingkungan saya yang mungkin berbeda dengan mereka. Benar salah memang sangat relatif sekali. Hal inilah yang mebuat saya sekarang sedikit berhati hati dalam berkomentar dan membuat tulisan maupun mengshare berita-berita di sosmed saya. Saya khawatir melukai hati sebagian teman-teman saya yang mungkin bersebrangan opini dengan saya. Terkadang saya rindu juga dengan kalimat-kalimat skak mat atau membela pilihan saya. Tapi saya kembalikan lagi, kalau kamu gt juga, temen kamu juga bakal kecewa dengan kamu. well said, biar saya aja yang kecewa.

Kebebasan berpendapat sudah dijain dalam undang-undang, tapi jangan sampai kebebasan itu melukai hati kawan-kawan kita. Akan ada banyak cara untuk mendekati maupun  menyampaikan opini kita secara santun dan tidak melukai hati orang lain. Mungkin bonusnya, mereka mereka yang bersebrangan bisa menjadi kawan yang sepola pikiran bahkan digarda terdepan mendukung kita. Jangan sampai gara-gara geger berita di kota yang nun jauh di sana menjauhkan kita dengan sahabat-sahabat yang selalu menyayangi kita. 

Salam cinta, 
Jogjakarta, 4 November 2016, 9.26 AM