Sabtu, 03 Juni 2017

Saya (pernah jadi) China

Sedang booming istilah persekusi, tapi kali ini saya tidak mau membahas ttg apa arti, siapa dan mengapanya. Saya ingin curhat tentang kisah masa kecil saya.

Saya lahir dari kedua orangtua yang sama sama berdarah Jawa, malah beliau berdua satu desa :). Entak kenapa, mata saya kok sipit, seperti orang China. Pernah suatu saat, saat mengaji sore, temenku ada yang bilang begini, "eh kamu tau nggak, China itu nanti kalo meninggal nggk ditanya sholat dkk nya, tapi langsung dimasukin neraka lo". Akhirnya saya pulang sambil nangis cerita ke orang rumah. Saat itu nggk tau juga kenapa kok aku nagis, padahal kan aku bukan China 😂😂

Waktu berlalu dan pemberitaan akhir2 ini membuatku teringat akan cerita ini. Kata kata kafir kok sering muncul dan itu jujur saya pedih dengernya. Mungkin pengalaman saya jadi orang China dulu kali ya. Bukan tugas kita sebenernya manusia biasa untuk menentukan siapa masuk surga dan neraka. Ingat lo kita bukan Tuhan. Kadang kadang saya kasihan sama orang yg di bilang, eh kamu ntr masuk neraka. I ever in that place, and that was so hurt. Sedih aja sesama orang Indonesia, negara yg berjuang untuk kemerdekaan dg melawan sistem divide at impera sbg salah satu usahanya malah skrng mudah banget dipecah belah. Nggak ad orang yang benar maupun salah 100%. Ayo yang rukun sama orang orang disekitar. Nggak usah lah bertengkar2, apalagi bahas keimanan. Kita nggak bisa menilai iman seseorang. Iman itu di hati, lalu dalemnya hati orang siapa yang tau? Salam damai. Aku Indonesia, Aku pancasila.

#berikut saya lampirkan foto kecil saya waktu masih kecil. Saya sebelah kanan 😊