10 Juli 2014, saya wawancara LPDP dan reviewer bertanya: "jika lulus nanti mau jadi apa?" "Saya ngin jadi dosen pak, saya ingin mengajar di universitas2 di daerah saya, di sekitar Blitar. Jadi setelah lulus saya akan mendaftr di universitas yang ada di Blitar, Kediri atau Tulungagung".
3 tahun kemudian, 21 Februari 2017 saya ikut tes dosen di STTN BATAN dan saya tidak lolos tes tulis. Kemudian 14 Juni 2017 saya kembali tes di IAIN Tulungaung. setelah lolos tahap 1, saya lanjut di wawancara dan alhamdulillah kembali lolos. meski belum resmi ketrima dan hanya sebagai DLB atau dosen luar biasa, sepertinya apa yang saya ucapkan, bisa saya laksanakan :D
Selama SMP saya gratis membayar SPP selama 5 semester (saat itu peringkat 1-3 paralel gratis bayar SPP selama 1 semester dan saya sempat dapat uang pembinaan sekian ratus ribu rupiah, tepatnya lupa berapa), kemudian SMA jsaya jadi siswa yang just so so. Lalu saat kuliah S1 saya mendapat beasiswa Outreach, kalo sekarang semacam bidik misi, jadi kuliah full gratis 4 tahun plus dapat biaya hidup bulanan. Kemudian S2 saya mendapat beasiswa LPDP kuliah gratis, plus biaya hidup dan segenap tunjangan pendidikan lainnya. Begitu banyak yang sudah negara berikan kepada saya. Lalu apa yang sudah saya berikan pada negara Indonesia?
Mungkin orang yang membaca ada yang berfikiran, huft dapet beasiswa gitu aja ditulis semua, dipamer pamerin. No, saya nggak pamer. Saya sedang flasback. Mungkin akan adil jika saya pergi ke luar Jawa dan mengabdi kepada rakyat Indonesia yang berada di daerah terluar. Namun saya menyadari bahwa, saya pribadi punya tanggungan utama untuk berbakti pada orang tua (dan mertua saya nantinya). Untuk saat ini saya rasa, stay di rumah sambi bekerja dan mencari jodoh adalah pilihan terbaik untuk saya :D
Saya menepati janji saya untuk kembali ke daerah saya untuk mengabdi dan reviewer mengaminkan perkataan saya waktu itu. Beliau bilang "bagus ya kalo gitu, mau kembali ke daerah sendiri dan membangun daerah". Yes sir. I will do it. berbakti pada negara dan orang tua (serta mertua) bisa berjalan secara beriringan bukan :)
Berbakti untuk negeri penting, namun ingat orang tua (dan mertua) juga penting. :D
nb: kata mertua dalam kurung karena saya belum punya mertua sampai sekarang. ada yang mau mencarikan? hehehe :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar