Kamis, 31 Desember 2015

REFLEKSI 2015

Blitar, 31 Desember 2015

Yeah,, this is the end of this year. Sdah mengerjakan apa saja Mik? :)

Setahun sudah hampir berlalu, tahun 2015 hanya menyisakan waktu beberapa jam saja. Banyak resolusi-resolusi yang didengungkan di awal tahun kemarin menjadi hanya sebuah resolusi. Meskipun demikian, saya sangat bersyukur masih banyak hal-hal tak terduga yang dapat saya capai. Yuk, perbaiki diri di tahun 2016 menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan hanya sekedar resolusi semata, perlu aksi nyata, tindakan nyata.

Tahun 2016 sepertinya akan manjadi tahun yang lebih menantang dari 2015 meskipun sebenarnya setiap tahun tantangan tantangan baru selalu ada. Yes, karena hidup tak sekedar hidup, jalani seperti air yang mengalir. Namun ingat air selalu mengalir ke arah yag ebih rendah. You need a pump to make you go up. kamu butuh usaha, kamu butuh energi untuk mencapai yang kamu cita-citakan.

Doa ku di awal tahun masehi ini, semoga dilancarkan tesisnya, bisa wisuda Juli 2016. Dilancarkan jodohnya, dilancarkan nanti pekerjaannya whether being a housewive or career women, :). Bahkan hingga saat ini pun saya belum tahu mau jadi apa :). Yang jelas saya usahakan untuk selalu do the best, melakukan yang terbaik untuk saya, keluarga, teman-teman dan semua orang di sekitar saya.

Mike,,, ayooo go better :)

Minggu, 27 Desember 2015

If I were You

Blitar, 27 Desember 2015


Apa yang terlihat dari luar tidak selalu sama dengan apa yang sebenernya sedang terjadi di dalam. Hanya sang pemeran lah yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa kali saya menemukan bahwa ad sesuatu yang tidak bisa di prediksi. Kita bukan dukun yang bisa memprediksi fikiran orang. Atau bahkan mencoba membaca apa isi hati seseorang.

Seringkali orang-orang di sekitar kita akan berkomentar macam-macam kepada orang lain di sekitarnya. Entah itu komentar positif ataupun negatif. Tak akan  menjadi masalah ketika komentar2 yang keluar adalah positif, namun akan sangat berbahaya jika sebaliknya. Ya, kebiasaan menggosip memang masih mangakar pada budaya kita, orang Indonesia. Banyak hal sepele yang kita komentarin sehingga memicu api-api perselisihan. Salah paham akan sangat mungkin terjadi.

Nasehat buat para komentator, terutama buat saya sendiri, jangan ikut-ikut berkomentar tentang suatu hal yang kita sendiri belum ketahui apa yang sebenarnya terjadi. Ingat bahwa sumber yang bisa dipercaya adalah sumber primer, meskipun sumber sekunder juga sangat diperlukan juga. Jangan sampai omongan kita menjadi fitnah. Kalaupun itu benar, hal negatif yang kita omongkan, maka sama saja kita membuka aib orang.Berkomentar memang gampang, apalagi buat kita yang hanya melihat dari sisi luarnya saja.

Mungkin kita perlu mejadi orang lain itu untuk bisa berkomentar, If I were you.Tidak semua hal-hal sepele yng kita lihat kenyataanyya sesederhana yang kita bayangkan. Bisa jadi masalah yang dimiliki sangat kompleks. Seperti kata pepatah, never judge a book by its cover.

bersambung dulu yaa,, saya ngantuk berat

Rabu, 16 Desember 2015

Enjoy The Process Dan Jangan Lupa Bahagia :)

"Wik, ngeri yaa si XXXXX, tesisnya sudah mau selesai. 3 semester broo"
"wik, ngebut banget tesis nya broo, masih juga semester 3"
"SI YYY, sudah ngolah data lo, kita gimana ini kok masih blm ada data"

Kalimat-kalimat seperti ini semakin sering saya dengar di sekitar saya. Ya, maklum sih, sekarang sudah akhir semester 3. Bisa dibilang kami cuma punya waktu bersih 1 semester atau sekitar 3-4 bulan lagi sebelum fix bener2 sidang thesis. Cumakmarin ada temen cerita. ketika si ZZ diskusi kalo sudah revisi ke tiga kalinya, ada temen yg tiba-tiba bilang "brem brem brem" ala ala mobil balap lagi ngebut. Yeah I know, ada beberapa orang yang mungkin berfikiran "wihh kok ngebut banget ya, lainnya aja masih ngelab"

Nah disini ini yang sebenernya perlu digaris bawahi. Kita terbiasa membandingkan hasil akhir yang kita peroleh dengan hasil orang lain. jarang sekali kita mebandingkan PROSES bagaimana hasil tersebut muncul. Jika mau jujur dan dirunut, cek deh, temen yang mau sudah revisi2 itu memang sejak semester awal mereka sudah mulai mengerjakan tesisnya. Di saat temen2 yang lain  masih fokus kuliah, temen kita yang satu ini sudah mulai install aplikasi buat komputasi mereka, bahkan sampai beli leptop baru. Bayangkan rek, kalo mereka tidak selesai semester ini, apa mereka nggak sedih? mereka sudah ngerjain tesisnya sekitar setahun lo. La kita-kita masih sekitar 5-6 bulan. Kalo aku jadi mereka yang sudah ngerjain tesis dari awal masuk kuliah, ya pasti aku bakal nagis-nangis rek kalo nggak selesai semester ini. 

Kejadian ini mengingatkan saya waktu saya mengerjakan skripsi saya dulu. Waktu itu saya masih semester 6 dan saya sudah mulai ngerjakan skripsi saya. Saya kuliah full 24 sks ditambah skripsi yang saat itu belum masuk KRS. Jika dimasukkan brarti saya ambil 28 SKS. what sekali kan. Saya masih ingat gimana pontang pantingnya saya, ngerjain ini itu, sedangkan teman-teman saya masih fokus dengan kuliah dan hanya mengambil SKS yang lebih sedikir dari saya. Kuliah dan skripsi saya still go on sampai semester 8. di akhir semster 8 saya sudah mulai revisi akhir dan siap sidang. Beberapa teman ada yang bilang, enak ya sudah selesai skripsinya. la kan,, kelihatannya yang enak saja, sudah mau selesai. La semster 6 dan 7 yang lalu seolah saya nggak ngapa-ngapai,hehehe. Pas semster lalu nggak ada yang bilang "wih, berat ya kuliah sama skripsi". ya, manusia,hehehe. Jadi di sini saya tau apa yang temen-temen S2 saya yang sudah siap revisi ini rasakan. 

Ayo rek, enjoy the process. Every person has his/her way. Jalan yang baik buat si A belum tentu baik buat si B. Jangan ada sindir-sindiran lah. Apalagi jika kita cuma membandingkan hasil akhirnya, pasti banyak nyeseknya,hehehe. Kalo mau bandingkan. coba bandingkan prosesnya rek biar nggak nyesek :D.

Yuk nikmati prosesnya dan jangan lupa bahagia :)


Level Tertinggi Ikhlas

Menerima dan melepaskan
Memiliki dan kehilangan

yang diingikan tak harus dimiliki, 
dan yang kita miliki terkadang bukan yang kita inginkan

Seringkali kita berharap untuk dapat memiliki sesuatu. Ingin sekali memilikinya. Namun ternyata setelah semua usaha dilakukan, ada sesuatu yang disebut dengan tidak digariskan. Seberapa keras usaha kita, tetap saja tidak bisa didapat jika memang bukan jatah kita. Tapi tenang saja, ada kabar gembira. Semua hasil yang kita peroleh akan berbanding lurus dengan seberapa kuat usaha kita. Mungkin hasil yang kita dapatkan bukan sesuatu yang sangat kita impikan, namun pasti itu adalah hasil yang terbaik buat kita.

Melepaskan yang sangat diinginkan memang tak mudah. Melihat sesuatu itu lebih bermanfaat bagi orang lain dan bisa membahagiakan orang orang disekitarnya membutuhkan rasa ikhlas melepaskan yang luar biasa. Mungkin level tertinggi ikhlas adalah ikut berbahagia dengan apa yang sudah kita lepaskan.

As usual, it not easy, even it is extremely difficult. But it does not mean it is impossible to do. We know that Allah is the best planner around the world. Nothing is missed by Him, even a leaf which fall to the ground. Who is me :) believe Him. Trust Him. He will give you what you need, not what you want. 

Kamis, 10 Desember 2015

Time for Tears

Sudah boleh menangis sekarang??

Kadang-kadang kita pasti akan sempat merasa jatuh ke dasar jurang yang paling dalam, sepertinya tidak mungkin kembali ke atas tebing. Dinding jurang terasa sangat tinggi dan susah untuk di daki. Hai kawan, remember, sudah berapa kali kamu jatuh? tak terhitung. Seberapa dalam? sangat dalam sekali hingga mungkin rasa sakit akibat jatuh masih terasa. Namun kamu sudah di sini sekarang. Sudah kembali ke track mu semula. mulai mengejar apa yang kamu kejar, meraih apa yang kamu cita-citakan. 

Proses jatuh itu pasti, karena itu adalah mekanisme buat kita untuk belajar bangkit. bangkit dari keterpurukan dan berusaha untuk tidak jatuh ke jurang yang sama. Bukan jatuhnya yang penting, namun bangkitnya. Seberapa kuat rasa optimismu mengalahkan perasaan tidak bisamu. It is just the matter of mind. Sounds easy but the reality is extremely different. It will be very difficult to go again, but it does not mean that you can't. Susah bukan berarti tidak bisa dilakukan, hanya memerlukan sedikit lebih banyak waktu dan usaha serta energi untuk melakukannya. 

Then take your time for tears. Tears is not a symbol of weakness. This is just a way how you release your sadness. A not spoken sadness, millions of languages. 

Then take your time...............

But dont forget to back to your track :)