Rabu, 17 Juli 2013

SAYA DAN BUBUR AYAM

Waktu berjalan sangat cepat. Bayi-bayi sudah tumbuh jadi anak-anak, anak-anak telah menjadi remaja, dan para remaja sudah menjadi dewasa.Meskipun terkadang terasa sangat lama, namun pada akhirnya setelah goalmu tercapai semua terasa cepat.

Teringat masa 4 tahun yang lalu. Masa-masa mencari universitas untuk  melanjutkan sekolah. Cita-cita saya adalah menjadi dokter. Mulai dari kecil tidak pernah terbayangkan saya akan bekerja di profesi lain. Dan ketika Mei 2009, semuanya berubah. Idealisme itu mulai luntur. Memilih universitas bukan karena cita-cita, namun karena “ketrima dimana”... hahaha. Semoga anda yang membaca tidak ya. :D.

Kuliah  demi kuliah dilalui, suka duka silih berganti. Nasi sudah menjadi bubur. Orang jawa bilang “trisno jalaran soko kulino”. Dan itu terjadi pada saya. Saya mulai cinta sama jurusan saya, berkat kepercayaan seorang dosen yang bersedia membimbing skripsi saya saat semester 6. Pergerakan grafik cinta saya semakin menanjak, layaknya kurva normal. Pada titik maksimum, rasa itu mulai turun. Datang tawaran pada saya untuk sekolah lagi menjadi dokter, di semester  7 akhir saya. Rasanya terharu, ingat kalo sepertinya saya sudah mulai lupa dengan cita-cita saya dulu.

Haluan kapal ini akhirnya berganti. Angin kedokteran membuat saya ingin cepat-cepat menyelesaikan skripsi dan segera berpindah kapal. Untung nahkoda kapal saya (baca: dosen pembimbing saya) seorang yang sangat perfeksionis. Saya beruntung endapat dosen seperti beliau hingga akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi saya dengan nilai kursii, :D (you know what I mean,hehehe)...skripsi selesai, perjalanan baru dimulai. 4 hari setelah sidang skripsi, saya fokus belajar materi anak SMA,MIPA semuanya plus TPA. Berasa amnesia ketika ketika mengerjakan mapel lain selain kimia,hehe. Dulu saya bisaa,, kenapa sekarang tidakkkkk,, arghhhh. Soal –soal saya kerjakan dengan maksimal, dan berdoa. Banyak soal yg saya lupa. Teori sayya hanya begini: “untk masuk kedokteran pasti dibutuhkan jumlah jawaban benar yg banyak, untuk mendapatkan jawaban benar yg banyak, saya harus menjawab soal dengan banyak pula” padahal ada aturan jika salah ada pengurangan? So? Pikiran saya, kalo saya jawab Cuma sedikit alias sebisa saya, pasti saya tdk ketrima. Tapi kalo saya jawab lebih banyak, siapa tau jawaban saya benar, masih ada kemungkinan 20%. :D. Dan alhamdulillah, saya lolos walau dengan status cadangan.


Angin kembali bertiup, kali ini ke arah yang berbeda. Karena suatu hal saya tidak jadi melanjutkan ke FK. Saya kembali ke kapal pertama saya (baca: pend. Kimia). Di sini saya merasa blank, apa yang harus saya lakukan ketika saya lulus. Saya rasa ini yang dinamakan nasi sudah menjadi bubur. Saya teringat ada guyonan, kalo sudah jadi bubur, tambah opor ayam, bawang goreng, kerupuk, dan jangan lupa sambal :D. Pasti jadi enak lagi. Dan ini yang saya rasakan sekarang. Bubur ini akan saya jadikan bubur yang istimewa (bubur abah odiel mah lewat,) kalo di tivi ada super bubur, ini Hyper bubur(???). Bagi saya godaan untuk pindah jurusan itu seperti opor ayam nya, pelengkap lah. Perjuangan skripsi itu krupuknya yang bikin kriiiiiuuk, bawang goreng itu temen2 saya (koala, lalalala) kok bisa?? Ya bisalah, kan saya yang nulis,haha, dan sambal itu perjuangan stelah lulus. Ditolak apply pasti kecewa, kayak sambal yg rasanya pedes. Tapi kalo nggak pake sambel rasanya juga kurang sedap to,hehehe (hadeh, puasa puasa malah ngomomgin makanan :D,hahaha)

Jadi intinya, pasti kita semua pernah bikin bubur, entah disengaja maupun tidak. Jangan dibuang, (dikasih saya saja, lhoo... :p) buatlah bubur itu menjadi bubur super yang istimewa, terserah imajinasimu, di buat pizza juga boleh (kalo bisaa), :D

Sudah ya, saya ngantuk, dua malam satu hari sy tdk tidur (tidur sih, Cuma 4 jam) gara2 lembur something. Doakan sukses ya :D. Sukses buat kita semua. See you.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar