Rabu, 06 April 2011

Sedikit Share Ilmu Essai

Selamat datang di Blog saya kembali,, satu nibggu yang lalu tepatnya tanggal 30 Maret 2011 saya mengumpulkan essai saya ini ke perlombaan essai tingkat kota Malang yang diselenggarakan oleh MP3, salah satu sub divisi BEM FIP yang bergerak di bidang Penalaran,, dan Alhamdulillah dapet juara 3 cuy,hehehehe..... Dan ini ni karyaku,, mungkin teman2 bisa ngasih saran agar essai ini bisa jadi lebih baik. Maklum, saya masih pemula di bidan menulis essai.

PENDIDIKAN KOTA MALANG GO INTERNATIONAL, WHY NOT??

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembalajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dengan mengenyam pendidikan diharapkan kita dapat menemukan dan mengembangkan potensi yang kita miliki.
Pendidikan merupakan salah satu keperluan pokok dalam kehidupan manusia. Jika dulu kebutuhan pokok manusia hanya sebatas sandang pangan lan papan (baju, makanan,dan tempat tinggal) seiring berkembangnya zaman, pendidikan menjadi kebutuhan vital yang sulit digantikan. Ijazah merupakan salah satu output dari proses pendidikan yang sangat penting. Ijazah merupakan bukti bahwa kita telah mengenyam pendidikan dan dinyatakan lulus pada tingkat pendidikan tertentu.  Banyak perusahaan yang mensyaratkan ijazah sebagai salah satu prasyarat untuk mendaftar pekerjaan. Tanpa pekerjaan, seseorang akan sulit mendapatkan dana untuk mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papannya. Meskipun tanpa ijazah sebenarnya kita bisa berwirausaha untuk mencukupi kebutuhan financial, namun di Indonesia sendiri jiwa kewirausahaan masih sangat rendah. Kebanyakan orang Indonesia masih mencari pekerjaan, bukan menciptakan pekerjaan.
Dunia pendidikan di Indonesia saat ini sudah mulai bergeliat kembali. Banyak sekolah-sekolah didirikan di seluruh wilayah Indonesia mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Peminatnya juga bertambah, hal ini terbukti dengan membludaknya jumlah peserta Seleksi Nasional Penerimaan Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jenis pendidikan juga berkembang, mulai dari pendidikan formal hingga pendidikan non formal seperti kursus bahasa Inggris, menjahit, dan lain sebagainya. Selain untuk mendapatkan ijazah, pendidikan berfungsi sebagai proses transformasi budaya, proses pembentukan kepribadian, proses penyiapan warga negara, dan proses penyiapan tenaga kerja, (Tirtarahardja:2005).
Kota Malang berpotensi untuk menjadi kota pendidikan internasional. Saat ini, kota Malang merupakan salah satu pusat pendidikan di Indonesia. Banyak peserta didik, terutama untuk perguruan tinggi yang berasal dari berbagai kota, pulau, bahkan dari berbagai Negara. Hal ini mengingat di kota Malang ada 3 perguruan tinggi negeri yang kualitasnya tidak perlu diragukan lagi,yaitu Universitas Negeri Malang, Universitas Brawijaya, dan UIN Malik Ibrahim. Selain itu di Malang juga terdapat banyak universitas swasta yang berkualitas, misalnya Universitas Muhammadiyah Malang yang merupakan universitas Muhammadiyah terbesar di Indonesia. Selain itu masih ada Universitas Merdeka, ITN Malang, Universitas Gajayana, dan lain-lain.
Pertanyaan yang sering muncul, jika kota Malang  akan mencalonkan diri sebagai kota pendidikan internasional, kira-kira apakah kota Malang memang sudah siap melaksanakan pendidikan internasional?
Banyak hal yang perlu diperbaiki jika pendidikan di kota Malang akan go internasional terutama dalam hal peningkatan mutu dan kualitas pendidikan. Permasalahan yang utama adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di Indonesia secara umum dan di kota Malang secara khusus. Pertama adalah kurikulum yang digunakan. Kedua adalah bahasa pengantar yang digunakan. Ketiga adalah fasilitas pendukung yang memadai. Keempat adalah Suasana pendidikan yang kondusif.
Kurikulum di Indonesia masih menggunakan kurikulum KTSP dimana kurikulum ini belum diakui secara internasional.Sehingga ketika lulusan Indonesia akan melanjutkan sekolah ke luar negeri, maka mereka harus mengikuti matrikulasi untuk penyesuaian bahasa dan  materi pelajaran. Begitu juga dengan siswa luar negeri yang akan melanjutkan sekolah di Indonesia. Salah satu kurikulum yang saat ini telah diakui secara internasional adalah kurikulum Cambridge. Jika Indonesia telah menerapkan kurikulum ini, maka baik siswa dari luar negeri maupun siswa dalam negri yang akan melanjutkan sekolah ke luar negeri tidak perlu mengikuti matrikulasi lagi, mengingat matrikulasi memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 6-24 bulan tergantung kemampuan siswa.
Bahasa pengantar yang digunakan dalam proses pembelajaran di Indonesia adalah bahasa Indonesia. Padahal bahasa internasional yang saat ini digunakan di berbagai sekolah internasional di dunia adalah bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris orang Indonesia masih tergolong rendah. Dalam pendidikan internasional, bukan hanya siswa yang dituntut untuk menguasai bahasa Inggris, namun juga guru sebagai fasilitator dan penyampai informasi kepada siswa. Masalahnya banyak guru di Indonesia yang belum memenuhi kriteria ini.
Untuk menjadi kota pendidikan internasional, banyak fasilitas yang perlu diperbaiki, baik fasilitas yang secara langsung menunjang proses pembelajaran maupun yang tidak langsung. Misalnya saja buku-buku pelajaran yang digunakan, fasilitas internet, dan perpustakaan. Di Indonesia ada beberapa buku pelajaran yang sudah menggunakan bahasa Inggris namun masih berdasarkan kurikulum KTSP. Fasilitas internet di sekolah-sekolah masih banyak yang minim baik secara kualitas, kuantitas, maupun penggunaannya yang tidak sesuai dengan program pendidikan seperti chatting, game online, dan lain sebagainya. Perpustakaan di kota Malang juga hanya melayani peminjaman buku rata-rata hingga pukul 19.00 WIB. Padahal di luar negeri perpustakaan selalu melayani hingga 24 jam non stop. Malam hari merupakan waktu yang cocok digunakan ke perpustakaan untuk belajar, mencari materi bahan atau sumber-sumber bacaan berkualitas mengingat aktivitas di pagi hari yang cukup padat.
Fasilitas lain yang masih perlu perbaikan misalnya transportasi. Saat ini kondisi lalu lintas di kota Malang mulai padat. Jika pagi hari banyak terjadi kemacetan. Fasilitas transportasi yang ada juga masih terkesan apa adanya, hanya tersedia angkutan umum dan ojek. Untuk pelayanannya, jangan ditanyakan dulu, hanya sekedar anda naik, menbayar, dan turun di tempat tujuan anda dengan resiko copet, berdesak-desakan dan ketidak-teraturan jadwal kedatangan. Kemacetan sebenarnya bukan menjadi masalah utama asalkan ada upaya mengatasi kemacetan misalnya alat transportasi alternative.
Faktor terakhir adalah suasana belajar yang kondusif dan pencitraan yang baik. Jika ketiga factor di atas sudah terpenuhi, maka suasana belajar yang kondusif sudah bisa tercapai sehingga pendidikan internasional sudah bisa dilaksanakan. Namun yang menjadi kendala adalah bagaimana cara menjadikan pendidikan internasional di kota Malang di minati banyak siswa dari luar negeri. Isu teroris membuat citra Indonesia sedikit negative di mata dunia. Namun hal ini masih dapat diperbaiki. Tergantung bagaimana kemauan kita untuk mengembalikan kembali citra bangsa Indonesia sebagai bangsa yang ramah, santun, toleransi dan keanekaragaman budayanya sehingga pendidikan internasional bisa terlaksana di Indonesia secara umumnya dan di kota Malang secara khususnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar